Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Kenapa Gagasan Islam Nusantara Kurang Diterima Di Kawasan Melayu?

Kenapa Gagasan Islam Nusantara Kurang Diterima Di Kawasan Melayu?

Kenapa Gagasan Islam Nusantara Kurang Diterima di Kawasan Melayu?

Ulil Abshar Abdalla by Ulil Abshar Abdalla
06/10/2021
in Kolom, Tajuk Utama
6 0
0
6
SHARES
121
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Berikut ini adalah catatan sederhana untuk menjawab pertanyaan yang mengganggu saya selama ini: Kenapa gagasan Islam nusantara tampak seperti ide yang mendengung di dalam “echo chamber,” hanya dibahas oleh para pendukungnya saja, dan kurang mampu melintasi batas kelompok sendiri? Di kawasan Melayu, misalnya, ide ini kurang mendapatkan sambutan hangat. Kenapa?

Umat Islam di kawasan Melayu (meliputi Sumatera, Melayu, Patani, Banjar/Kalimantan, Makassar/Sulawesi, Mindanao/Filipina, dan Singapura) mengembangkan tradisi pengetahuan Islam yang khas dan amat kaya, yaitu apa yang disebut dengan “kitab-kitab Jawi.” Dalam gambar di bawah, saya cantumkan salah satu daftar kitab-kitab Jawi yg pernah terbit, karangan ulama nusantara di abad2 17, 18, dan 19.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Apa yang disebut kitab Jawi bukanlah kitab berbahasa Jawa, melainkan kitab-kitab berbahasa Melayu yang ditulis dengan “aksara Jawi,” yaitu aksara Arab yang dipakai untuk menulis kitab-kitab berbahasa Melayu. Ini untuk membedakan dengan “aksara pegon” yang dipakai untuk menulis kitab-kitab berbahasa Jawa atau Sunda (terima kasih kepada Prof. Oman Fathurahman yang telah memberikan info mengenai pembedaan antara dua aksara ini). Sistem penulisan aksara Jawi, bagi santri Jawa seperti saya, bisa amat membingungkan, sebab ia berbeda sekali dengan aksara pegon. (Contohnya ada dalam gambar di bawah, yaitu bagian yang saya garis-bawahi).

Kitab-kitab Jawi itu, terus terang, banyak sekali dan amat kaya. Ada seorang mahasiswa Indonesia di Kairo (saya lupa namanya) yang sekarang mulai mengumpulkan karya-karya itu kembali. Sebagian besar karya-karya ulama nusantara berbahasa Melayu itu memang terbit di Kairo dan Beirut, selain Singapura.

Salah satu kitab Jawi yang amat masyhur adalah Tarjuman al-Mustafid karya Syekh Abdur Rauf Singkel (Aceh) (w. 1693). Kitab ini, saya kira, merupakan kitab tafsir tertua yang pernah ditulis di bumi nusantara. Ia merupakan ringkasan dan ramuan dari tiga kitab tafsir: al-Baidlawi, al-Khazin, dan Jalalain. Kitab Jawi lain yang amat penting adalah kitab fiqh bermazhab Syafi’i, Sabil al-Muhtadin, karya Syekh Arsyad al-Banjari (w. 1812). Sementara kitab Jawi yang amat penting disebut juga adalah al-Durr al-Nafis karya Syekh Muhammad Nafis al-Banjari yang hidup sezaman dengan Syekh Arsyad al-Banjari. Kitab ini, walau hanya ringkas, tetapi rumit dan kompleks karena memuat ikhtisar dari ajaran-ajaran Ibn Arabi mengenai “ilmu wujud”. Saya menganggap, kitab ini adalah satu dari karya terbaik yang pernah ditulis ulama nusantara mengenai ajaran Ibn Arabi (terima kasih kepada Dr. Ali Ali M. Abdillah yang telah menarik perhatian saya pada kitab ini).

Kitab-kitab Jawi ini hampir seluruhnya (jika malah tidak semuanya) ditulis oleh ulama Sumatera, Patani, Banjar, dan Malaysia. Sebagian besar berkenaan dengan tasawuf, fiqh, Qur’an/tajwid, hadis, dan mawa’iz (pitutur). Di antara kitab-kitab itu, dalam observasi sekilas saya (mungkin saya keliru!), jarang yang berkenaan dengan ilmu-ilmu alat (nahwu, sharaf, balaghah, dan manthiq). Apakah ini menandakan bahwa pengajaran ilmu alat di kawasan Melayu tidak seintensif di pesantren Jawa saat ini, wallahu a’lam.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Aksara JawiIslam Nusantarakitab kuningMelayuPegonTurats
Previous Post

Akar Historis Kelompok Radikal di dalam Islam (2)

Next Post

2 Dekade Melawan Terorisme | Bulletin Islamina Vol. 2 No. 19 Tahun 2021

Ulil Abshar Abdalla

Ulil Abshar Abdalla

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Bulletin Islamina Vol. 2 No. 19 Tahun 2021

2 Dekade Melawan Terorisme | Bulletin Islamina Vol. 2 No. 19 Tahun 2021

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 005

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 005

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.