Kamis, Oktober 2, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gaya Hidup
Islam dan Stoisisme

Keselarasan Islam dan Stoisisme dalam Menangani Overthinking

Keselarasan Islam dan Stoisisme

Dalam Menangani Masalah Overthinking

Ariefiansyah Ibnu Ramadhan by Ariefiansyah Ibnu Ramadhan
29/05/2022
in Gaya Hidup, Tajuk Utama
34 1
0
35
SHARES
700
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Stoa atau penganutnya disebut sebagai stoisisme adalah para pelaku filsafat yang menjunjung tinggi seni soal gaya hidup. Menurut Bagir, dalam Stoisisme diajarkan mengenai cara menjalani hidup, aliran filsafat ini bukan merupakan sebuah agama melainkan sebuah ajaran moralis yang mengajarkan cara pandang yang mendalam tentang kehidupan (Bagir, 2005).

Mengenai sejarah kemunculan Filsafat Stoa ini, menurut Manampiring (2019), sejarah  Stoisisme bermula pada saat Zeno, seorang saudagar kaya dari Siprus, melakukan pelayaran dari Phoenicia ke Peiraeus. Dalam pelayaran itu kapal yang di gunakan oleh Zeno karam dan ia terdampar di Kota Athena. Di Athena, ia menjadi orang asing yang hidup tanpa arah tujuan.

BacaJuga

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

Pada suatu hari, Zeno bertemu dengan seorang filsuf bernama Crates yang beraliran Cynic dan memutuskan untuk belajar filsafat dengannya. Selain belajar filsafat dengan Crates, Zeno juga belajar dengan para Filsuf lain. Setelah itu ia juga ikut mengajarkan filsafat, ang dalam kegiatannya, Zeno di kenal senang mengajar di sebuah teras berpilar yang dalam bahasa Yunani di sebut dengan Stoa. Hal inilah yang menjadi dasar penyebutan nama Filsafat Stoisisme untuk filsafat yang diajarkan oleh Zeno (Manampiring, 2019).

Setelah Zeno, Filsafat Stoa terus dikembangkan dan menjadi pegangan para filsuf lainnya. Beberapa dari mereka yang namanya di kenal hingga saat ini adalah Epictetus yang merupakan seorang budak, Seneca yang merupakan seorang negarawan, dan Marcus Aurelius yang merupakan seorang Kaisar Romawi dan terkenal dengan karyanya berjudul “Meditations” yang juga menjadi salahsatu buku bacaan terbaik dalam mempelajari Filsafat Stoa.

Melihat dari berbagai macam latar belakang tokoh-tokoh Stoisisme ini, membuat Stoisisme dalam penerapannya terbebas dari sekat-sekat pemisah baik itu dari latar belakang individu dan juga kepercayaan yang di anut oleh seorang individu. Hal ini membuat Stoisisme tidak bertentangan dengan Doktrin ajaran agama apapun, baik itu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan lain sebagainya.

Islam dan Stoisisme

Ketika Stoisisme dihadapkan dengan Islam, kita dapat menemukan sebuah persamaan dalam inti ajaran mengenai cara menjalani hidup. Seperti misalnya prinsip Stoisisme “in accordance with nature” atau hidup selaras dengan alam. Prinsip ini mengajarkan untuk selalu menggunakan nalar dan akal pikiran dengan baik, sehingga kita dapat mengendalikan diri dan menjaga semangat untuk dapat melakukan usaha yang terbaik dalam hidup.

Prinsip hidup selaras dengan alam ini, dapat dikaitkan dengan konsep Sunnatullah dalam Islam yang dijelaskan dalam Al Quran, “Setelah ada kesulitan, pasti ada kemudahan,” (QS al-Insyirah: 5-6). Singkatnya, dengan kita dapat menggunakan nalar dan akal sehat dengan baik, maka sesulit apapun situasi yang kita alami dalam hidup akan dapat kita lalui dengan baik pula.

Selain itu dalam Stoisisme dikenal juga konsep mencintai takdir atau dikenal dengan istilah Amor Fati. Konsep mencintai takdir ini, tidak berarti seseorang hanya pasrah dengan keadaan tanpa adanya usaha untuk melakukan yang terbaik, tetapi konsep ini dalam Islam lebih dekat dengan konsep ikhlas dan berprasangka baik terhadap ketetapan yang Allah berikan setelah kita berikhtiar dan bertawakal untuk mendapatkan suatu hal. Melalui konsep Amor Fati ini, kita menjadi pribadi yang lebih siap dalam menerima segala sesuatu yang hadir dalam kehidupan kita yang seringkali tidak sesuai pula dengan keinginan dan harapan kita.

Melalui konsep hidup selaras alam dan mencintai takdir yang ada dalam Filsafat Stoa, juga kesamaan maknanya dengan konsep ikhtiar, tawakal, dan prasangka baik terhadap ketetapan Allah yang ada dalam Islam. Dapat kita pahami bahwa cara sederhana untuk dapat mengatasi overthinking adalah hidup selaras dengan alam, dengan cara berusaha atau berikhtiar semaksimal mungkin dan kemudian bertawakal dengan sebaik mungkin, serta mencintai takdir atau ketetapan Allah ketika sesuatu hal yang terjadi tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita.

Overthinking adalah suatu hal yang sangat dekat dengan pembahasan masyarakat kita saat ini. Overthinking merupakan sebuah bentuk kekhawatiran berlebih terhadap suatu hal. Overthinking ini, bisa terjadi kapan saja dan terus menerus berulang. Penyebabnya ada hal, terutama stres dan cemas dalam menjalani hidup sehari-hari.

Kebiasaan overthinking dapat mengurangi ketenangan dan kebahagiaan hidup, padahal ketenangan dan kebahagiaan dalam hidup adalah sebuah kondisi yang selalu diinginkan oleh setiap orang. Meski demikian, keadaan emosi negatif yang mana overthinking termasuk di dalamnya bukan tanpa solusi untuk mengendalikannya.

Jika di tinjau dari segi ajaran agama, terutama Islam, terdapat ajaran untuk beriktiar, bertawakal, dan mengimani takdir Allah. Selain dalam ajaran agama, terdapat pula sebuah aliran pemikiran Filsafat yang mengajarkan tentang cara mengendalikan diri dari dari segala emosi negatif, yang mana overthinking termasuk salah satu di dalamnya.

Baca Juga: Perjalanan Pemikiran Ibnu Rusyd: Pembelaan dan Purifikasi Filsafat (3)

Continue Reading
Page 1 of 2
12Next
Tags: FilsafatIslam dan StoisismeStoisisme
Previous Post

Kekeliruan Kelompok Teroris dalam Memahami Surga

Next Post

Belajar Unjuk Toleransi dari Kota Kudus

Ariefiansyah Ibnu Ramadhan

Ariefiansyah Ibnu Ramadhan

RelatedPosts

edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Edisi September 2
Bulletin Islamina

Maulid dan Budaya Populer

20/09/2024
Edisi September 1
Bulletin Islamina

Menerka Misi Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

05/09/2024
Next Post
Toleransi Kota Kudus

Belajar Unjuk Toleransi dari Kota Kudus

Idul Adha

Idul Adha: Antara Unsur Sosial dan Toleransi

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    326 shares
    Share 130 Tweet 82
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    308 shares
    Share 123 Tweet 77
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    262 shares
    Share 105 Tweet 66
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    257 shares
    Share 103 Tweet 64
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.