Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Biografi
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

Abd Malik by Abd Malik
27/07/2025
in Biografi, Gagasan
1 0
0
1
SHARES
29
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Bagaimana cara kita membacanya? Begini : Jika mungkin ada entitas (x) yang merupakan Tuhan (G), maka pastilah ada entitas tersebut secara niscaya.

Hal yang harus dicatat, tentu saja, pembuktian Gödel ini bukan pembuktian ilmiah dalam pengertian eksperimen laboratorium, melainkan pembuktian logis. Dengan kata lain, bila kita menerima semua premisnya (terutama bahwa eksistensi adalah sifat positif), maka secara struktur logika, kesimpulan bahwa “Tuhan itu pasti ada” adalah sah dan tak terbantahkan dalam sistem itu.

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Apresiasi, Kritik Hingga Pengujian AI terhadap Gödel

Pendekatan Gödel ini dianggap revolusioner karena membawa isu spiritual ke wilayah rasional, bahkan matematis. Ia menunjukkan bahwa kepercayaan kepada Tuhan tak harus hanya soal iman buta, tetapi bisa dijajaki melalui akal dan logika murni.

Namun, sejumlah filsuf tetap mengkritik premis-premis dasarnya—terutama asumsi bahwa “eksistensi” adalah sifat positif. Pandangan ini tidak disepakati semua aliran filsafat. Selain itu, pembuktian logika ini tetap tidak memberikan bukti fisik tentang keberadaan Tuhan.

Yang mengejutkan, pada tahun 2013, dua ilmuwan komputer asal Jerman, Christoph Benzmüller dan Bruno Woltzenlogel Paleo, menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memverifikasi bukti Gödel dengan program pembuktian logika otomatis, yaitu LEO-II dan Isabelle.

Mereka memasukkan seluruh argumen formal Gödel ke dalam sistem komputer dan memeriksanya satu per satu. Hasilnya: logika Gödel terbukti sah secara formal.

Dengan kata lain, bukan hanya manusia yang menganggap logika Gödel valid, tapi juga mesin logika yang bekerja berdasarkan algoritma objektif. Ini adalah momen penting di mana sains komputer dan filsafat metafisika bersatu, menunjukkan bahwa pembuktian ketuhanan bisa ditelusuri lewat pendekatan rasional formal.

Membaca Resonansi Gödel dalam Teologi Islam

Menariknya, dalam tradisi teologi Islam (ilmu kalam), pendekatan untuk membuktikan keberadaan Tuhan melalui logika dan sifat-sifat positif sudah berlangsung jauh sebelum Gödel. Dalam akidah Ahlussunnah wal Jamaah, dikenal konsep 20 sifat wajib bagi Tuhan, seperti wujud (ada), qadim (tidak bermula), baqa’ (kekal), mukhalafatu lil hawadits(berbeda dengan makhluk), dan seterusnya.

Selain itu, terdapat pula 20 sifat mustahil, yaitu sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki Tuhan, seperti mati (mautun), butuh Ihtiyaju Lighairihi, tidak kekal (fana’), dan sebagainya. Ini merupakan bagian dari usaha sistematis teologi Islam untuk menyusun konsep Tuhan secara rasional dan konsisten, agar keyakinan umat Islam terhadap Tuhan tidak semata-mata emosional, tetapi juga berdasar akal.

Apa yang Gödel lakukan sebenarnya memiliki resonansi filosofis dengan warisan kalam ini—bedanya, ia membungkusnya dalam bahasa logika simbolik dan matematika murni.  Gödel membuktikan bahwa iman dan rasio bukanlah dua kutub yang selalu bertentangan. Keduanya bisa berdialog, bahkan saling menguatkan.

Dalam dunia yang semakin rasional dan saintifik, terkadang dibutuhkan pendekatan seperti Gödel untuk mengingatkan bahwa bahkan pertanyaan tertua dalam sejarah manusia—“apakah Tuhan itu ada?”—masih bisa dijajaki melalui jalan logika, bukan sekedar keimanan membabi buta.

Seperti dalam tradisi kalam Islam, semua pembuktian logis ini tidak dimaksudkan untuk menggoyahkan apalagi menggantikan iman, melainkan sebagai penguat bagi mereka yang mencari kedalaman intelektual dalam keimanan.

Dan ketika bahkan komputer pun menyatakan bahwa logika eksistensi Tuhan itu valid, kita boleh bertanya ulang: mungkinkah keyakinan kepada Tuhan justru paling masuk akal ketika dibuktikan dengan nalar yang jernih?

 

Page 2 of 2
Prev12
Tags: kurt godelmembuktikan tuhan dengan matematika
Previous Post

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Next Post

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Abd Malik

Abd Malik

Penulis dan penikmat kopi, bisa dihubungi melalui : abdmalik82@icloud.com

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Pelajaran Agama Islam, Untuk Apa?
Gagasan

Bid’ah Maulid dan Sederetan Bid’ah yang Menyiarkan Kebesaran Islam

08/10/2024
Next Post
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.