Khutbah Pertama:
الحمد لله، الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله. الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada hari yang mulia ini, mari kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam sehingga kita dapat berkumpul untuk merayakan Idul Adha. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Hari ini kita memperingati salah satu peristiwa agung dalam sejarah umat Islam, yaitu kisah pengorbanan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam dan putranya Ismail ‘Alaihissalam. Peristiwa ini bukan hanya tentang penyembelihan hewan kurban, tetapi juga mengandung makna yang lebih dalam, yaitu penyembelihan egoisme dan keangkuhan pribadi serta keagamaan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Idul Adha adalah momentum yang tepat bagi kita untuk merenungkan makna pengorbanan. Pengorbanan bukan hanya sekadar menyembelih hewan kurban, tetapi juga menyembelih egoisme dan keangkuhan kita dalam beragama. Allah berfirman dalam Al-Quran:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (الكوثر: ٢)
“Dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)
Ayat ini menunjukkan bahwa ibadah kurban harus dilandasi oleh keikhlasan dan ketundukan total kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kurban mengajarkan kita untuk melepaskan sifat egois dan angkuh, serta mendorong kita untuk selalu mengutamakan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,