Urusan hati (qalb) sudah semestinya mudah terbolak-balik (lihat Q.S. al-Anfāl: 63). Hal ini ramai diperbincangkan publik akhir-akhir ini dengan sebutan “Ghosting“. Tahukah anda, bahwa Zainab binti Jahsy pernah melakukan itu kepada suaminya, Zaid bin Haritsah?
Mengutip dari situs Healthline, Kata Ghosting merupakan suatu sebutan bagi seseorang yang tiba-tiba menghilang dari kehidupan pasangan tanpa panggilan, email, atau SMS, di dunia kencan modern, dan juga dalam lingkungan sosial dan profesional lainnya.
Istilah ini menjadi ramai dikarenakan kabar terbaru putra Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep yang berakhir hubungan dengan mantan pacarnya yang bernama Felicia Tissue. Kandasnya hubungan mereka karena sikap Kaesang yang tidak ada lagi kecocokan dengan Felicia dan cenderung ‘menghindar’. Sikap ini kemudian lebih dikenal “ghosting”.
Ada yang menarik dari fenomena ghosting ini. Islam menjelaskan fenomena ini yang tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan hati (qalb). Kondisi tersebut juga diungkapkan oleh Dr. Ali Nurdin, M.Ag (Dewan Pakar Pusat Studi Alquran). Ia menyebutkan sesuatu yang ranahnya hati, itu memang sangat mudah terbalik. Di dalam Alquran sudah termaktub:
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ
“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka…” [Q.S. Al-Anfāl: 63]
Karena urusannya hati, itu urusan hamba dengan Allah Swt. Sementara kecenderungan hati kepada makhluk, atau yang mengarah pada hubungan khusus (percintaan), itu juga merupakan fenomena hati. Maka bersiaplah seseorang yang mencintai atau menyukai, kemudian akan kecewa dalam menjalin hubungan.
Fenomena Ghosting dan Cara Islam Menyikapinya
Di dalam Alquran, fenomena ghosting ini bagian dari sejarah dari sahabat sekaligus putra angkat Rasulullah Saw. yaitu Zaid bin Haritsah. Ketika Rasulullah Saw. melamar Zainab binti Jahsy untuk Zaid, pinangan tersebut ditolaknya. Penolakan itu dikarenakan Zainab tidak menaruh “perasaan” terhadap Zaid.