Mariam mendapatkan pelajaran membuat astrolobe dari ayahnya yang merupakan pegawai pembuat astrolobe terkenal di Baghdad. Teknik pembuatannya pun sangat rahasia. Namun, Mariam membuatnya lebih rumit dan inovatif.
Penamaan Al-Ijliya
Nama al-Ijli diambil dari nama Bani Ijli. Sebuah suku yang merupakan bagian dari Bani Bakr,salah satu Bani Arab dari Rabiah.
Sehingga, Mariam dan keluarganya awalnya merupakan penghuni Najd, di tengah Arabia. Tapi, mereka bermigrasi karena menjadi salah satu Badui yang harus berpindah hingga perbatasan selatan Mesopotamia.
Secara turun temurun, keluarga Ijliya memang selalu membuat alat yang berkaitan dengan astronomi.
Setelah mengetahui rahasia profesinya itu, Mariam diajak ayahnya untuk berguru ke orang yang sama. Mereka berguru pada Bitolus bersama 16 orang insinyur lainnya.
Namun, tidak diketahui di mana dan kapan guru astronomi tersebut berada saat Mariam dan ayahnya berguru. Dalam kisahnya, Bitolus justru merupakan ahli astronomi yang paling terkenal.
Pada tahun 1990, seorang astronom bernama Hendry E. Holt menemukan sabuk utama asteroid 7060 di pusat observasi Palomar. Ia menamakan temuannya ini dengan ’Al-‘Ijliya’, untuk menghormati wanita hebat dari abad ke 10 Masehi ini.
Terakhir sosoknya menjadi inspirasi tokoh Binti dalam novel fiksi ilmiah karya Nedi Okorafor yang terbit pada tahun 2015. Novel ini sudah dibuat film dan rilis pada 2016. Dalam pengakuannya, Nedi Okorafor menyatakan bahwa tokoh protagonist Binti dalam cerita ini, terinspirasi dari sosok Mariaam yang kisahnya ia kenal saat mengunjungin festival buku di Uni Emirat Arab.