Ketika manusia memasuki pintuk kematian, lalu migrasi ke alam baka; menunggu saat kebangkitan dari alam barzakh (alam kubur), kemudian berkumpul di mahsyar (tempat pertemuan akbar manusia di akhirat). Pada saat itu, siapa yang tidak membutuhkan pertolongan Allah?
Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk berdoa agar mendapat kebaikan di dunia dan di akhirat seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2) ayat 201:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya: “Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka”.
Namun demikian, doa tidak hanya menjadi media untuk menyatakan kebutuhan, ketergantungan seorang hamba kepada Allah, dan permohonan kepada Allah, akan tetapi juga merupakan bentuk ibadah karena berdoa merupakan perintah Allah, bahkan menjadi saripati ibadah seperti sabda Nabi Muhammad SAW di atas. Oleh karena itu, Allah berjanji akan mengabulkan doa seorang hamba apabila hamba tersebut berdoa dengan penuh keikhlasan, hal ini disebutkan di dalam Al-Qur’an Surat Al-Mu’min (40) ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”.
(Disarikan dari Ensiklopedi Tasawuf, Tim Penulis UIN Syarif Hidayatullah Jilid I terbitan Penerbit Angkasa Bandung)