Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Memaknai Kembali “islam Kita”

Memaknai Kembali “islam Kita”

Memaknai Kembali “Islam Kita”

Hatim Gazali by Hatim Gazali
28/05/2020
in Kolom
4 0
0
4
SHARES
78
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Maka tidaklah mengherankan, manakala si-anak mengidentifikasi bapak/ibunya seperti itu. Jangan salahkan jika anak curiga, bermushuan pada agama lain. Berbeda halnya jika dididik, diberi pemahaman inklusivisme dan pluralisme, anak tidak akan mempersoalkan perbedaan keyakinan, ideologi diantara teman-temannya. Disinilah letaknya taghayyur al-ahkam bi al-taghayyur al-azminati wa al-amkaniyah. Keluarga dan lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap anak.

***

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Karena itulah, John Hick sebagaimana yang dikutip oleh Walter H. Capps dalam Religious Studies, The Making of a Discipline (1995, hlm 267) mengatakan bahwa “if someone is born to Muslim parents in Egypt or Pakistan, that person is very likely to be a Muslim, if to Buddhist parents in Sri Lanka or Burma, that person is very likely to be a Buddhist; if to Hindu parents in India, that person is very likekly to be a Hindu; if to Christian parents is Europe or the Americas, that person is very likely to be Chistian”. Keluarga, lingkungan sangat menentukan terhadap keyakinan seseorang. Maka dari itu, untuk membangun sikap inklusivisme dan pluralisme harus dimuali dari keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Kendati Islam kita berbeda antara yang satu dengan yang lain, bukan berarti diantara pemahaman tersebut tidak menemukan titik temu. Titik temu inilah yang akan menentukan apakah seseorang itu masih Islam atau sudah keluar dari Islam, kafir, murtad. Titik temu ini adalah sebuah maenstrim. Inilah letaknya universalitas Islam. Semua orang sepakat bahwa Islam mengajarkan kebajikan, perdamaian, kerukunan, persamaan dan keadilan. Kekerasan, diskriminasi adalah larangan Tuhan. Dalam hal teologi, Tuhan adalah satu, Muhammad adalah sebagai media antara manusia dengan Tuhan, Rasul. Dan, Al-Qur’an merupakan sumber hukum, ajaran dan moral baik diranah teologis maupun sosiologis. Kesemua itu merupakan titik temu diantara pemahaman kita yang berbeda-beda tentang Islam.

Perbedaan pemahamaan tentang Islam tidak harus menjadi persoalan serius selagi bisa dipertemukan. Muhammadiyah tidak lantas menyalahkan Nahdlatul Ulama. Begitu pula sebaliknya. Pertentangan antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang selama ini terus berlangsung hanyalah pada persoalan lahiriyah, furu’iyah, bukan subtansi. Seharusnya, perbedaan itu diramu menjadi sebuah kekayaan khazanah dan pengetahuan, sehingga Islam senantiasa menemukan konteksnya dalam setiap ruang dan waktu (shalihun fiy kulli zamanin wa makanin). Islam tidak bisa ditafsirkan secara monolitik, tunggal. Sebab, Islam mengenal konteks dan langgam sosial-budaya-politik tertentu. Maka memahami Islam secara kaku, eksklusif, monolitik adalah mendistorsi Islam itu sendiri. Islam adalah agama yang luwes, fleksibel.

Jika demikian, kekerasan, peperangan, ketidakadilan merupakan tindakan yang bertentangan dengan Islam. Ayat-ayat Al-Qur’an tentang jihad, amar ma’ruf nahi munkar yang seringkali dijadikan legitimasi bagi kekerasan juga harus diterjemahkan ulang.

Sumber: Media Indonesia

Page 2 of 2
Prev12
Previous Post

Jihad Melawan Kuffar

Next Post

Menyikapi Hal yang Dianggap Benar

Hatim Gazali

Hatim Gazali

Pemimpin Redaksi Islamina.id | Dosen Universitas Sampoerna | Ketua PERSADA NUSANTARA | Pengurus Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah PBNU

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Menyikapi Hal Yang Dianggap Benar

Menyikapi Hal yang Dianggap Benar

Mempertimbangkan Gagasan Eco-theology

Mempertimbangkan Gagasan Eco-Theology

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.