Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Membaca Pengalaman NU Menghadapi PKI

Membaca Pengalaman NU Menghadapi PKI

Membaca Pengalaman NU Menghadapi PKI

Syahril Mubarok by Syahril Mubarok
01/10/2022
in Kajian, Peradaban, Tajuk Utama
9 1
0
10
SHARES
193
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Pada hari itu pula, para Kyai pemimpin tertinggi NU seperti Rais ‘Am KH. Wahab Hasbullah dan Wakil Rais KH. Bisri Sansuri sedang berada di rumah Nyai Sholihah Wahid Hasyim di Jalan Amir Hamzah, Jakarta. Mereka memantau keadaan dan membaca rangkaian situasi. Akhirnya PBNU menyimpulkan bahwasanya dalang dibalik peristiwa Gerakan 30 September adalah PKI. Kemudian PBNU mengeluarkan pernyataan: Pertama, mencela dengan keras tindakan perebutan kekuasaan oleh apa yang menamakan dirinya “Gerakan 30 September”. Kedua, menolak dan menentang pembentukan “Dewan Revolusi”.

Dugaan semakin kuat ketika surat kabar Harian Rakjat — terbit 2 Oktober 1965 — pada kolom editorial telah mengakui berupa pernyataan tegas dukungan pada gerakan 30 September untuk menyelamatkan revolusi dari kup yang akan dilakukan Dewan Jenderal (Mun’im, 2013). Untuk itu, NU segera menyusun langkah untuk menghadapi situasi krisis.

BacaJuga

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Selain PBNU, ternyata para pengurus NU wilayah dan cabang melakukan pertemuan di lokasi masing-masing. Hasilnya juga mengerucut bahwa aksi kudeta kemarin itu bukan lain adalah PKI (Wilis, 2011). Dalam waktu singkat, PBNU dan seluruh pucuk pimpinan badan otonom NU mengeluarkan instruksi atau pernyataan tegas menuntut agar PKI dan semua ormasnya dibubarkan.

Pernyataan NU tersebut cukup berani dan penuh risiko, lantas banyak juga dari partai dan organisasi lainnya mengikuti langkah NU. Circle politik dalam negeri mendengar tuntutan PBNU dan Ormasnya, secara tersirat menggambarkan sudah saatnya jihad terbuka melawan PKI. Hingga posisi PKI semakin terpojok.

Rekonsiliasi NU-PKI: Alami dan Humanis

Konflik NU dengan PKI merupakan konflik horizontal. PKI sangat agresif menyerang NU baik dari ajaran agama, merampas tanah, pertanian, merusak masjid, pesantren, dan membunuh para Kyai selama beberapa dekade (Mun’im, 2013). Sebaliknya, NU memiliki dasar syar’i membela Ahlu as-Sunnah wa al-Jama’ah dan dalam tataran siyasi (politis) membela ideologi Pancasila.

Pasca konflik selesai, dengan NU dan TNI sebagai pemenang, tidak ada bukti atau perasaan benci oleh PKI. Faktanya, beberapa pasukan Ansor yang ikut menumpas orang-orang komunis, datang ke rumah untuk bertakziyah dan membacakan tahlil. Bahkan, para korban PKI seperti janda dan anak yatim, serta orang-orang yang salah tangkap, disantuni, dilindungi, dan diberikan pendidikan oleh masyarakat NU dan Pesantren di lingkungannya.

NU juga menekankan aspek dekomunisasi dan pembinaan. Orang-orang yang pernah menjadi anggota PKI tidak seluruhnya sadar atau dengan kemauannya sendiri. Mereka terjerumus dalam bujukan sehingga menjadi aktivis PKI. Inilah yang masih ditolerir dan dapat disadarkan kembali.


Referensi:

Mun’im, D.Z, Abdul. Benturan NU-PKI 1948 – 1965. Jakarta: PBNU. 2013.
Sulistyo, Hermawan. Palu Arit di Ladang Tebu, Sejarah Pembantaian Massal yang Terlupakan (Jombang- Kediri). Jakarta: Pensil 234. 2011 VA. Fanasyev. Marxist Philosophy. Moscow: Foreign Language Publishing House, 1950 Wilis, Abdul Hamid. Aku menjadi Komandan Banser. Trenggalek: Public policy Institute, 2011.
Zuhri, Saifuddin. Berangkat dari Pesantren. Yogyakarta: LKiS, 2013.

Naskah Khutbah Iftitah KH Hasyim Asy’ari pada Muktamar NU ke 14 di Madiun 1947.

Page 2 of 2
Prev12
Tags: G30S/PKIGerakan 30 Septembernahdlatul ulamaNU VS PKIPKITNi
Previous Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 044

Next Post

Pancasila Bukan Agama dan Tidak Menggantikan Agama

Syahril Mubarok

Syahril Mubarok

Netflix dan Kopi Hitam

RelatedPosts

dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Pancasila Bukan Agama

Pancasila Bukan Agama dan Tidak Menggantikan Agama

Dr Abdul Muid Nawawi

Meneladani Rasulullah dalam Praktek Bernegara dan Berbangsa

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.