Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Membungkam Radikalisme via Nalar Abdul Karim Soroush

Membungkam Radikalisme via Nalar Abdul Karim Soroush

Membungkam Radikalisme via Nalar Abdul Karim Soroush

Moh. Rofqil Bazikh by Moh. Rofqil Bazikh
06/03/2022
in Kolom, Tajuk Utama
12 1
0
12
SHARES
246
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Abdul Karim Soroush adalah sosok yang kontroversial. Pertama, di kalangan kita kemungkinan dipandang miring karena pribadinya dengan latar belakang Syi’ah. Sementara di kalangan Syi’ah sendiri, ia juga dipandang tidak kalah miringnya karena sikapnya yang kritis. Beragama baginya, pertama dengan memberikan akal porsi yang dominan. Akal dalam hal ini tidak diletakkan di taraf nisbi yang sukar mencapai titik benar. Segala argumen yang diajukan oleh Soroush sejatinya bertumpu pada akal. Bahkan, pembacaannya terhadap al-Qur’an pun juga memainkan peran akal. 

Yang menarik untuk diulas dari Soroush adalah pembagiannya tentang agama dan pemahaman agama. Jika entitas pertama dipandang sebagai sesuatu yang pasti benar dalam dirinya, maka yang kedua adalah kebalikan. Agama dalam dirinya sendiri hanya ada di sisi Tuhan. Sedang pemahaman agama muncul melalui proses pembacaan manusia terhadap agama. Membahas ini lagi-lagi kita akan memberikan akal dan ilmu non agama tempat yang nyaman. Untuk memandang agama, bagi Soroush, bisa menggunakan perangkat non agama. Pemisahan antara dua entitas ini memiliki implikasi yang signifikan terhadap perjalanan Islam. Oleh itu agama—sebagaimana istilah pertama—sakral dengan sendirinya, dan pemahaman agama bersifat profan. 

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Jika hendak dicari kontekstualisasinya pada hari ini, yaitu sebagian kita mencampuradukkan dua entitas ini. Agama dan pemahaman keagamaan dipandang sesuatu yang sama-sama sakral. Akhirnya pemahaman keagamaan juga menolak untuk dikritik. Ia menjadi entitas yang bebal sekaligus kebal dari pertanyaan dan pernyataan kritis. Meski pemahaman keagamaan bersumber dari agama, ia tidak sakral sebagaimana agama dalam dirinya sendiri. Sehingga sikap kritis terhadap pemahaman agama adalah keniscayaan tak terhindarkan. Untuk mencapai sempurna pada batas minimal—istilah Soroush had al-adna—maka pembacaan kritis harus diajukan. 

Ketika sudah berhasil memisahkan kedua entitas tersebut, keberagamaan kita akan sedikit lebih bebas. Tidak akan ada lagi namanya ketakutan untuk mengkritik pemahaman keagamaan. Sebab, sebelumnya kita sudah berhasil memisahkan antara domain agama yang sakral dengan pemahaman agama yang profan. Selanjutnya, pemahaman agama yang menggunakan kacamata manusia, secara langsung ia juga akan beragam. Di dalam nalar Soroush, ia memberikan perhatian penuh terhadap pluralitas, kemajemukan yang tidak bisa ditolak.

Pembacaan Basyari

Beberapa dekade belakangan, nalar radikalisme yang muncul tidak jarang diilhami teks agama. Dalam hal ini saya tidak hendak mencederai teks agama dengan menyebut sebagai biang kerusakan. Itu murnia hanya kekeliruan pemahaman, bukan teks agama dalam dirinya.  Terlebih dahulu, yang harus diperjelas, bahwa pemahaman semacam itu lahir karena tidak menilik dimensi manusiawi (basyari-antroposentris). Radikalisme dan kekerasan yang sering menggunakan legitimasi teks keagamaan, hanya memerhatikan dimensi ilahi-teosentris. Implikasinya yang paling fatal, yakni eksistensi manusia tidak mendapat perhatian. Hal itu sedikit—atau bahkan sama sekali—diabaikan. 

Page 1 of 2
12Next
Tags: Abdul Karim SoroushBasyariradikalismeterorisme dan radikalismeUkhuwah Basyariyah
Previous Post

Salah Kaprah tentang Khilafah

Next Post

Melacak Asal-Usul Budaya Patriarki terhadap Perempuan (1)

Moh. Rofqil Bazikh

Moh. Rofqil Bazikh

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Bermukim di Banguntapan Bantul Yogyakarta.

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Melacak Asal Usul Budaya Patriarki terhadap Perempuan

Melacak Asal-Usul Budaya Patriarki terhadap Perempuan (1)

Da i Radikal

Da'i Radikal dan Problematikanya

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.