Untuk itu, Ketua Bidang Literasi PB Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) ini berharap masyarakat bisa meneladani dan mengaktualisasikan semangat dalam membangun dan menjaga NKRI sebagaimana teladan Rasulullah dalam menjaga Madinah. Caranya dengan mensyukuri sepenuh hati nikmat besar yang diberikan Allah SWT kepada bangsa ini.
“Kita harus mensyukuri bahwa para pendiri bangsa kita ini adalah orang-orang yang sangat cerdas, dan jenius. Mereka telah mewariskan kepada kita bangsa ini dengan sangat baik. Ini warisan yang patut kita syukuri dan merawat. Bagi yang menghianati itu berarti tidak mensyukuri,” ujarnya.
Muid juga menyinggung terkait asumsi yang beranggapan, bahwa konsep bernegara yang ada di negeri ini dianggap tidak sesuai dengan apa yang dibangun/digagas oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan mereka juga mempertentangkan Pancasila. Menurutnya, narasi yang demikian bisa dilawan dengan dua cara.
Pertama, dengan kontra narasi yaitu menarasikan persatuan, menarasikan kebersamaan, menarasikan apapun yang penting bagi Indonesia. Kedua, dengan membuktikan dan mengaktualisasikan rasa persatuan, bahwa semua umat dan suku yang ada adalah saudara sebangsa setanah air. Dengan begitu, rasa aman dan nyaman akan tumbuh di tengah masyarakat, sehingga meminimalisir ancaman-ancaman yang hendak merusak persatuan dan persaudaraan bangsa.
“Itulah yang dihadirkan oleh Rasulullah SAW, di mana tidak pernah ada non-muslim atau beda apapun yang terancam oleh kehadiran Rasulullah,” tuturnya.
Tidak hanya masyarakat, kata Muid, ia juga berharap pemerintah mampu meneladani akhlak Rasulullah untuk senantiasa menjaga dan memberi contoh baik bagi rakyat agar terbangun negara yang aman, maju dan sejahtera.
“Pemerintah harus terpuji sesuai keinginan rakyat. Kehadiran pemerintah juga benar-benar bermanfaat bagi seluruh rakyat,” pungkas Abdul Muid.