Sedangkan menurut Imam Ar Razi dalam tafsirnya yang berjudul Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa maksud ayat tersebut mengisyaratkan bahwa orang yang menyibukkan diri dengan bersyukur atas nikmat-Nya maka Allah akan menambah nikmat kepadanya.
Syukur akan menambah nikmat
Salah satu bukti bahwa Allah mencukupi segala kebutuhan hambanya adalah Dia memberikan berbagai macam fasilitas yang ada di alam semesta ini untuk kemaslahatan atau kebaikan mereka.
Tergantung manusianya mampu memahami dan merenungi akan pemberian ini atau tidak dan tugas penting yang harus ia lakukan adalah mensyukuri nikmat tersebut supaya tak segera hilang dari dirinya.
Dari sini, Peranan syukur sangat penting bagi kehidupan manusia supaya nikmat yang ia terima semakin bertambah dan berkah serta terhindar dari berbagai macam musibah.
Dalam hal ini, ada penjelasan Al Qur’an yang mengupas keutamaan orang yang bersyukur kehidupannya semakin makmur serta tak cepat tersungkur. Sebaliknya, orang yang ingkar, keburukannya akan segera terbongkar dan usahanya bertambah sukar.
Kategori Nikmat yang Perlu Dipahami
Lebih lanjut Imam Ar Razi menambahkan penjelasannya bahwa bertambahnya nikmat terbagi ke dalam beberapa kategori:
Pertama, nikmat berupa Ruhani seperti orang yang mensyukuri nikmat akan mengetahui betapa anugerah yang telah dilimpahkan kepadanya sebagai sarana lebih mengenal penciptanya.
Kedua, nikmat jasmani berupa kesehatan dan kesempatan yang telah ia rasakan sehingga ia mampu beraktivitas dan beribadah kepadanya Tuhannya.
Hal Ini merupakan nikmat besar yang harus disyukuri sehingga ia menjadi pribadi yang tak rugi.
Imam Al Qusyairi dalam risalahnya mengurtip perkataan Imam Abu Ali Ad Daqqaq yang mengupas hakikatnya syukur yaitu bentuk pengakuan atas nikmat Allah yang didasari sifat rendah hati di hadapan Tuhannya.
Baca selengkapnya di Syahadat.id