Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat terus istiqamah dalam menerbitkan edisi terbaru hingga mencapai nomor 70 ini. Di bulan ini, kita diingatkan pada sebuah momen yang penuh makna, yaitu perjuangan dan kesyahidan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa ini.
Kesyahidan para pahlawan bukan sekadar catatan sejarah, melainkan warisan spiritual yang seharusnya terus menyala dalam jiwa kita. Mereka adalah teladan keberanian, ketulusan, dan pengorbanan tanpa pamrih. Perjuangan mereka bukan hanya tentang melawan penjajahan, tetapi juga tentang menjaga martabat kemanusiaan dan keadilan yang hakiki.
Dalam edisi kali ini, kami mengajak pembaca untuk merefleksikan kembali makna kesyahidan para pahlawan dalam kehidupan kita hari ini. Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, bagaimana semangat mereka dapat kita warisi dan aplikasikan dalam perjuangan kita sehari-hari? Bagaimana nilai-nilai yang mereka junjung tinggi, seperti keikhlasan, keberanian, dan cinta tanah air, dapat kita manifestasikan di era modern ini?
Kita tidak lagi berperang dengan senjata, tetapi perjuangan tetap ada—melawan ketidakadilan, kebodohan, kemiskinan, dan radikalisme yang dapat merusak persatuan bangsa. Dalam konteks ini, semangat kesyahidan menjadi relevan sebagai pengingat akan pentingnya perjuangan moral, intelektual, dan sosial yang damai.
Generasi muda, termasuk santri, dapat mengambil inspirasi dari pengorbanan para pahlawan untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Dalam era digital yang penuh dengan tantangan informasi, generasi muda memiliki peran strategis untuk melanjutkan perjuangan dengan cara yang baru—dengan ilmu, inovasi, dan kolaborasi yang berbasis nilai-nilai luhur.