Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat terus istiqamah dalam menerbitkan edisi terbaru hingga mencapai nomor 71 ini. Di penghujung tahun ini, kita dihadapkan pada momen refleksi, saat yang tepat untuk melihat ke belakang dan merenungkan langkah-langkah menuju masa depan yang lebih baik, terutama dalam membangun harmoni antarumat beragama.
Tahun ini memberikan kita banyak pelajaran. Dalam berbagai tantangan sosial, politik, dan budaya, kita menyaksikan bagaimana pentingnya menjaga persatuan dan merawat keberagaman yang menjadi kekayaan bangsa. Perbedaan, yang sering kali dianggap sebagai potensi perpecahan, justru seharusnya menjadi kekuatan untuk saling melengkapi, jika dilandasi dengan sikap saling menghormati dan memahami.
Dalam edisi kali ini, kami mengajak pembaca untuk bersama-sama merefleksikan perjalanan kita sebagai sebuah bangsa yang majemuk. Apa yang telah kita lakukan untuk memperkuat harmoni? Dan apa yang masih perlu kita perjuangkan agar keberagaman ini terus menjadi berkah, bukan ancaman?
Harmoni antarumat beragama bukanlah hal yang terjadi begitu saja. Ia adalah hasil dari kerja keras, dialog yang tulus, dan komitmen bersama untuk membangun jembatan, bukan tembok. Di tengah derasnya arus informasi yang sering memancing polarisasi, diperlukan kesadaran kolektif untuk mengedepankan narasi kebaikan, merajut simpul persaudaraan, dan memperkuat empati lintas agama dan budaya.
Kami juga ingin mengingatkan bahwa perjalanan menuju harmoni tidak bisa dilepaskan dari peran generasi muda. Mereka adalah agen perubahan yang dapat membawa semangat toleransi dan inklusivitas dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, generasi muda dapat menjadi penggerak utama dalam menyebarkan pesan-pesan kedamaian dan cinta kasih.