Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Moderasi Beragama sebagai Tonggak Keutuhan NKRI

Moderasi Beragama sebagai Tonggak Keutuhan NKRI

Moderasi Beragama sebagai Tonggak Keutuhan NKRI

Jung Nurshabah Natsir by Jung Nurshabah Natsir
09/05/2022
in Kolom, Tajuk Utama
6 0
0
6
SHARES
120
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Oleh karenanya, penting untuk menyemarakkan informasi kepada masyarakat kontra narasi terhadap paham tersebut. Narasi kontra yang dimaksud disini adalah paham keagamaan yang moderat yang telah dirumuskan oleh para ulama dan sudah menjadi landasan dalam pendirian negara dan bangsa Indonesia. Paham keagamaan yang moderat sering diistilahkan sebagai Islam moderat.

Islam moderat yang berada di jalan tengah, yang mengayomi, ramah, toleran, membawa kedamaian, tidak memaksa, menerima segala perbedaan dan menghormati dari segi perbedaan baik itu agama sampai perbedaan menerima pendapat. Cara mengekspresikan keagamaan yang seperti ini yang diperlukan oleh bangsa Indonesia agar dapat seterusnya memperkokoh Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945. Hal ini sejalan dengan konsep yang diajarkan di dalam al-Qur’an, QS. Al-Baqarah 143:

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

  وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

“Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)  menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Imam Asyur dan al-Jazairi mendefinisikan kata wasathiyah  di ayat ini sebagai sebuah kondisi terpuji yang menjaga seseorang dari kecenderungan menuju dua sikap ekstrem, sikap berlebih-lebihan (ifrath) dan sikap muqashshir yang mengurang-ngurangi sesuatu yang dibatasi oleh Allah swt. Sifat ini telah menjadikan umat Islam sebagai umat moderat, moderat dalam segala urusan, baik itu urusan agama maupun urusan sosial di dunia. 

Masyarakat yang tidak punya nalar kritis maka akan mudah terpapar paham radikal, biasanya paham ini di bungkus dengan isu-isu keagamaan sehingga mengundang perselisihan, jika agama sudah diangkat maka mudah bagi masyarakat terpancing  disebabkan isu agama merupakan hal yang sangat sakral.  

Kiat Moderasi Islam

Quraish Shihab memberikan sebuah suplementasi pada salah satu kesempatan di dalam tausiyahnya pada acara halal bihalal Aparat Sipil Negara (ASN) Kementrian Agama yang menyatakan, tiga syarat dalam mewujudkan moderasi, syarat pertama, untuk berada di tengah-tengah seseorang harus memiliki pengetahuan, karena tanpa pengetahuan seorang tidak bisa merasakan moderasi. Kedua, untuk melakukan moderasi harus mampu mengendalikan emosi dan tidak melewati batas. Dan ketiga, harus terus menerus berhati-hati.    

Islam telah mengatur pergaulan antara sesama manusia (ukhuwah insaniyah) yang berlandaskan pada sikap toleransi dan menghargai berbagai macam pendapat yang ada. Sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah ketika membangun sebuah entitas politik di Madinah. Nabi bersama kaum Musyrikin dan Yahudi membangun sebuah perjanjian atau konstitusi Madinah dan Nabi tidak memaksakan pemeluk agama lain untuk memeluk Islam, kecuali muncul kesadaran diri sendiri dan ikhlas dari hati nurani. 

Bahkan Nabi memberikan kebebasan beribadah di Masjid jika memang tidak ada tempat untuk melaksanakan ritual ibadah bagi agama lain. Ini bagian dari contoh keteladan sikap toleransi yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. yang hendak ditanamkan bagi setiap manusia demi menjaga hubungan antara sesama, baik itu secara konstitusional, sesama manusia dan agama. Agar bangsa Indonesia melahirkan generasi yang sadar akan pentingnya hidup berdampingan secara aman dan damai sehingga melahirkan negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (Negeri yang baik, aman, diberkahi dengan Rabb yang Maha Pengampun).

Baca Juga: NII Akar Munculnya Gerakan Teror di Indonesia

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Islam ModeratModerasi BeragamaModeratNKRI
Previous Post

Idul Fitri, Kelahiran Kembali Sang “ Homo Sapiens dan Ridens”

Next Post

Netizen Indonesia, dari Tak Beradab hingga Haram

Jung Nurshabah Natsir

Jung Nurshabah Natsir

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Netizen Indonesia dari Tak Beradab hingga Haram

Netizen Indonesia, dari Tak Beradab hingga Haram

Kunci Signifikan Cegah Radikalisme Penguatan Literasi Digital Keluarga

Kunci Signifikan Cegah Radikalisme: Penguatan Literasi Digital Keluarga

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.