Praktek qurban dalam Islam memiliki kedalaman makna yang melampaui sekadar ritual ibadah. Ini melibatkan pengorbanan hewan tertentu sebagai ekspresi ketaatan dan penghormatan kepada Allah, sebagaimana terinspirasi dari kisah Nabi Ibrahim yang bersedia mengorbankan putranya, Ismail, atas perintah Ilahi.
Dalam konteks pemahaman tasawuf, Imam Ghazali memberikan pandangan yang mendalam tentang makna qurban, menjelaskan bahwa praktek ini bukan sekadar pengorbanan fisik, tetapi juga simbol spiritual dari kesediaan untuk menyerahkan yang berharga demi mencapai kedekatan dengan Sang Pencipta.
Praktek qurban diakui sebagai ritual penting yang dilakukan umat Islam setiap tahunnya pada hari raya Idul Adha. Hal ini memperingati kisah Nabi Ibrahim yang mencerminkan ketaatan mutlaknya kepada Allah. Pada saat yang sama, qurban juga menunjukkan solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama, dengan distribusi daging kepada yang membutuhkan sebagai bentuk pemberdayaan dan pelayanan kepada komunitas yang lebih luas.
Dalam tradisi tasawuf, qurban dipandang sebagai sebuah pengorbanan yang memiliki makna lebih mendalam daripada sekadar menyembelih hewan ternak. Imam Ghazali mengajarkan bahwa qurban adalah simbol dari konsep “fana’ fi Allah” atau “hancur dalam Allah”. Dalam konsep ini, seorang Muslim berusaha mengorbankan ego dan keinginan duniawinya agar dapat sepenuhnya menyatu dengan kehendak Ilahi. Oleh karena itu, qurban bukan hanya sekadar tindakan pengorbanan materi, tetapi juga merupakan proses spiritual yang bertujuan untuk memurnikan hati dan jiwa individu. Melalui proses ini, individu dapat memperdalam ketaatan mereka kepada Allah dan mendekatkan diri mereka menuju pencerahan spiritual.
Imam Ghazali, dalam karya monumentalnya “Ihya Ulumuddin“, menafsirkan qurban sebagai simbol dari ketaatan mutlak kepada Allah dan bukti kepatuhan yang menyeluruh terhadap perintah-Nya. Menurut Ghazali, qurban bukan hanya sekadar ritual penyembelihan hewan, melainkan sebuah tindakan yang sarat dengan makna spiritual dan moral yang mendalam.
