“Kritikus yang keras kepala akan mengatakan: ‘Apa manfaat dari ilmu-ilmu ini?’ Dia tidak tahu kebajikan yang membedakan umat manusia dari semua hewan: itu adalah pengetahuan, secara umum, yang dikejar semata-mata oleh manusia, dan yang dikejar untuk Demi pengetahuan itu sendiri, karena perolehannya benar-benar menyenangkan, dan tidak seperti kesenangan yang diinginkan dari pengejaran lainnya. Karena yang baik tidak bisa ditimbulkan, dan kejahatan tidak bisa dihindari, kecuali dengan pengetahuan. Lalu apa manfaat yang lebih jelas? Apa gunanya lebih banyak?” – Al-Biruni.
Saya sengaja mengutip kalimat perkataan dari Al-Biruni. Seorang tokoh saintis muslim yang populer pada masa dinasti Abbasyiah. Nama lengkap Al-Biruni ialah Abu Raihan Muhammad bin Ahmad Biruni. Beliau merupakan salah satu tokoh penting yang berpengaruh terhadap Studi Agama-Agama. Beliau dijuluki sebagai sang guru sebagai ilmu. Pesan dibalik kalimat yang disampaikannya ialah para kritikus tidak akan mengetahui apa manfaat dari ilmu ini (SAA), karena hanya beberapa manusia yang mampu merasakan ilmu ini, dan dari ilmu ini juga segala bentuk kebaikan akan terlaksana serta segala bentuk kejahatan akan terhindari.
Studi Agama merupakan pengkajian dan penyelidikan atau penelitian terhadap agama atau agama-agama dengan melalui berbagai pendekatan keilmuan, yang kemudian dikembangkan dalam ilmu agama atau ilmu perbandingan agama ataupun yang dikenal dengan istilah Science of Religious. Kajian studi agama mempelajari banyak aspek, baik dari segi asal-usul keberadaannya maupun suatu sistem keyakinan dalam konteks hubungan antar agama.
Perkembangan studi agama dimulai sejak tahun 1859-1869 dan ditandai dengan terbitnya buku “The Origin of Species”, kemudian tahun 1869 muncul istilah “Perbandingan Agama”, sebagai padanan kata bagi istilah “Studi Agama”, dan mulai mendapatkan perhatian secara luas sejak tahun 60-70 an. Meskipun demikian, sebelum studi agama lahir sudah terjadi beberapa perdebatan dan konflik terutama persoalan menyangkut agama. Tetapi, banyak juga yang telah memberikan banyak kontribusi. Salah satunya adalah kontribusi dari Al-Biruni (Guru segala Ilmu).
Banyak orang yang sampai bingung bagaimana cara menyebutkan keahlian Al-Biruni. Ada yang mengatakan bahwa Al-Biruni ahli astronomi. Namun, banyak juga yang mengatakan bahwa beliau adalah ahli farmasi, goedesi, fisika, matematika, agama, sejarah, dan lain-lain. Hasil karyanya pun masih banyak digunakan hingga masa sekarang ini. Sulit sekali mencari ilmuwan yang dapat menandingi kecerdasannya. Sejak kecil, Al-Biruni sangat rajin belajar. Al-Biruni menguasai berbagai bahasa. Ia mampu menguasai banyak buku dengan bahasa yang berbeda-beda.
Pada tahun 1017 M hingga 1030 M, Al-Biruni mendapat kesempatan untuk melancong ke India. Di negeri Hindustan, Al-Biruni mengumpulkan beragam bahan untuk penelitian monumentalnya. Beliau mengorek dan menghimpun sejarah, kebiasaan, keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh masyarakat di sub-benua India.
Pada saat itu, Al-Biruni sangat maju dengan segala penemuannya yang cemerlang, yang bahkan tampaknya pun tidak dapat dipahami bagi sebagian besar ulama pada zamannya. Beliau merupakan orang pertama yang sampai mengukur bumi. Beliau berpikir bahwa mungkin saja bumi berputar mengelilingi matahari, serta memiliki pemikiran hipotesis yang mendasarkan teorinya bahwa “dengan berlalunya waktu”, laut menjadi daratan kering dan daratan kering laut.
Dalam beberapa kajian ilmu astronomi, pemikiran Al-Biruni telah memberikan banyak sumbangsih yang luar biasa dalam bidang keilmuan. Dalam buku monumentalnya Al-Qanun Al-Mas’udi yang berisi tentang teori-teori perbintangan. Abad ke-19 pun buku ini menjadi referensi utama dalam memahami perhitungan segitiga bola, dan pergerakan benda-benda langit.
Ketika beliau meninggal, Al-Biruni meninggalkan sekitar 114 buku dan jurnal, dimana 18 tentang astronomi, 15 tentang geografi, 4 tentang sinar cahaya dan penglihatan, 5 tentang berekor bintang, 7 tentang astrologi, 14 tentang bacaan ringan dan humor, 6 tentang keyakinan agama, dan 22 tentang subjek lain-lain; astronomi, geografi, universal, fenomena, perjalanan, dll.