Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kabar

Pesantren Harus Jadi Pusat Percontohan dalam Keistiqamahan Akidah

Kontroversi Salat Idul Fitri di Al-Zaytun

Admin Islamina by Admin Islamina
28/04/2023
in Kabar
3 0
0
3
SHARES
52
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Pondok pesantren (ponpes) di Indonesia selama ini menjadi pusat percontohan dalam keistiqamahan merawat akidah dan tradisi ibadah ahlussunah wal jamaah. Namun apa yang terjadi pada pelaksanaan salat Idul Fitri 1444 Hijriyah di Ponpes Al-Zaytun, Sabtu (22/4/2023), dinilai tidak sesuai dengan ajaran Islam, bahkan cenderung menyalahi ajaran Nabi Besar Muhammad SAW. Seperti diketahui salat Idul Fitri di Al-Zaytun itu menempatkan seorang perempuan dan non-muslim di shaf terdepan.

“Sangat disayangkan adanya tradisi amaliyah yang dikembangkan di pesantren yang justru menjadi sebab kegaduhan di masyarakat,” ujar Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat, KH Abdul Muiz Ali dikutip dari Republika.co.id, Jumat (28/4/2023).

BacaJuga

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

Konflik Global Atasnamakan Islam, Gus Yahya: Kampanye Al-Islam Al-Insaniyah Solusinya

Menurutnya, praktik salat Idul Fitri yang mensejajarkan shaf atau barisan laki-laki dan perempuan tidak seharusnya terjadi di lembaga pendidikan pesantren, dalam hal ini Pesantren Al-Zaytun. Dia menilai, eksklusifitas model keagamaan di Pesantren Al-Zaytun cenderung membuat gaduh di masyarakat.

Ia mengungkapkan, pimpinan Pesantren Al-Zaytun seharusnya menjelaskan kepada masyarakat tentang ketentuan fiqih pelaksanan Idul Fitri.

“Pimpinan pesantren Al-Zaitun akan lebih arif jika menjelaskan kepada masyarakat perihal amaliyah yang selama ini dilakukan, termasuk yang lagi viral tentang praktik atau tata cara salat Idul Fitri yang viral sekarang,” katanya.

Secara ketentuan fikih, Kiai Muiz menjelaskan, hampir seluruh ulama menyampaikan bahwa mensejajarkan shaf antara laki-laki dan perempuan dalam salat berjamaah adalah makruh. Perbuatan makruh itu termasuk perbuatan tercela, terlebih dilakukan oleh orang atau lembaga yang seharusnya menjadi percontohan masyarakat.

Hukum makruh mensejajarkan shaf laki-laki dan perempuan dalam salat berjamaah dapat merujuk pada hadis Nabi dan beberapa pendapat ulama. Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ صُفُوفِ اَلرِّجَالِ أَوَّلُهَا، وَشَرُّهَا آخِرُهَا، وَخَيْرُ صُفُوفِ اَلنِّسَاءِ آخِرُهَا، وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا -رَوَاهُ مُسْلِمٌ

“Sebaik-baiknya shaf laki-laki adalah yang shaf yang pertama, dan seburuk-buruknya shaf mereka adalah yang paling terakhir. Sedang sebaik-baiknya shaf perempuan adalah yang paling akhir, dan seburuk-buruknya adalah yang pertama.” (HR Muslim)

Hikmah mengatur cara salat berjamaah antara lain menghindari percampuran laki-laki dan perempuan.

وإنما فضل آخر صفوف النساء الحاضرات مع الرجال لبعدهن من مخالطة الرجال ورؤيتهم وتعلق القلب بهم عند رؤية حركاتهم وسماع كلامهم ونحو ذلك

“Diutamakannya shaf akhir bagi para wanita yang hadir bersamaan dengan lelaki dikarenakan hal tersebut menjauhkan mereka dari bercampur dengan laki-laki, melihatnya lelaki (pada mereka), dan menggantungnya hati para wanita kepada lelaki ketika melihat gerakan lelaki dan mendengar ucapan lelaki dan semacamnya.” (Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, juz 13, hal. 127)

Page 1 of 2
12Next
Tags: Akidahal-zaytunKH Abdul Muiz AliMUIPondok PesantrenSalat idul fitri
Previous Post

Idul Fitri 1444 H: Lebar(k)an Toleransi Beragama

Next Post

Nilai-Nilai Ramadan dan Idul Fitri Perlu Dijaga Untuk Bentuk Insan yang Bertakwa

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru
Kabar

Generasi Muda Patut Waspadai Penyebaran Intoleransi dan Radikalisme Gaya Baru

18/11/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
Gus Yahya PBNU
Kabar

Konflik Global Atasnamakan Islam, Gus Yahya: Kampanye Al-Islam Al-Insaniyah Solusinya

24/09/2024
Hikmah Maulid Nabi Sangat Bagus Untuk Menangkal Penyebaran Radikalisme dan Terorisme
Kabar

Hikmah Maulid Nabi Sangat Bagus Untuk Menangkal Penyebaran Radikalisme dan Terorisme

23/09/2024
Lakpesdam PBNU: Inspirasi Pupuk Kasih Sayang dan Persaudaraan
Kabar

Lakpesdam PBNU: Inspirasi Pupuk Kasih Sayang dan Persaudaraan

12/09/2024
Noor Huda: Cegah Swa-Radikalisasi dengan Penanaman Literasi Digital, Penguatan Narasi Positif, dan Penegakan Hukum
Kabar

Noor Huda: Cegah Swa-Radikalisasi dengan Penanaman Literasi Digital, Penguatan Narasi Positif, dan Penegakan Hukum

13/08/2024
Next Post
Nilai-Nilai Ramadan dan Idul Fitri Perlu Dijaga Untuk Bentuk Insan yang Bertakwa

Nilai-Nilai Ramadan dan Idul Fitri Perlu Dijaga Untuk Bentuk Insan yang Bertakwa

Bangun Masa Depan Mantan Napiter, BNPT Pererat Ukhuwah Islamiyah dan Islam Rahmatan Lil Alamin

Bangun Masa Depan Mantan Napiter, BNPT Pererat Ukhuwah Islamiyah dan Islam Rahmatan Lil Alamin

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.