Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
maulid nabi

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

Abd Malik by Abd Malik
27/09/2024
in Kolom, Peradaban
3 0
0
3
SHARES
63
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Melalui proses pribumisasi ini, Maulid Nabi bukan hanya perayaan spiritual, tetapi juga menjadi perayaan budaya yang mempersatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Maulid Nabi memberikan ruang bagi agama dan budaya untuk hidup berdampingan secara harmonis, menciptakan sinergi yang memperkuat ikatan sosial sekaligus memperdalam cinta kepada Nabi Muhammad. Ini bukan sekadar perayaan agama, tetapi juga simbol kebersamaan yang meresap dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Nusantara.

Dalam konteks ini, Maulid Nabi mencerminkan bagaimana Islam dapat beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan substansi religiusnya. Melalui Maulid Nabi, kita melihat bagaimana agama dan budaya di Nusantara dapat saling melengkapi, menciptakan sebuah perayaan yang tidak hanya indah secara ritual, tetapi juga kaya secara budaya. Islam bukan hanya berbicara kepada hati dan jiwa, tetapi juga meresap ke dalam kehidupan sosial, membawa pesan cinta, perdamaian, dan kebersamaan.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Dengan demikian, Maulid Nabi di Nusantara adalah cerminan dari bagaimana agama dan budaya dapat berbaur dan saling memperkaya, memberikan masyarakat cara baru untuk merayakan iman mereka dalam konteks yang akrab dan bermakna. Perayaan ini menunjukkan bahwa agama tidak harus berdiri sendiri tetapi dapat menjadi bagian dari kekayaan budaya lokal yang mempererat hubungan antarindividu di dalam masyarakat.

Page 2 of 2
Prev12
Previous Post

Misi Kunjungan Paus Fransisku di Indonesia

Next Post

Pancasila sebagai pedoman bernegara dan berbangsa

Abd Malik

Abd Malik

Penulis dan penikmat kopi, bisa dihubungi melalui : abdmalik82@icloud.com

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
sejarah maulid
Peradaban

Sejarah Perayaan Maulid Nabi di Nusantara: Dari Wali Songo hingga Tradisi Daerah

25/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Pancasila sebagai pedoman bernegara dan berbangsa

Pancasila sebagai pedoman bernegara dan berbangsa

Pelajaran Agama Islam, Untuk Apa?

Bid’ah Maulid dan Sederetan Bid’ah yang Menyiarkan Kebesaran Islam

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.