Melalui proses pribumisasi ini, Maulid Nabi bukan hanya perayaan spiritual, tetapi juga menjadi perayaan budaya yang mempersatukan masyarakat dari berbagai latar belakang. Maulid Nabi memberikan ruang bagi agama dan budaya untuk hidup berdampingan secara harmonis, menciptakan sinergi yang memperkuat ikatan sosial sekaligus memperdalam cinta kepada Nabi Muhammad. Ini bukan sekadar perayaan agama, tetapi juga simbol kebersamaan yang meresap dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Nusantara.
Dalam konteks ini, Maulid Nabi mencerminkan bagaimana Islam dapat beradaptasi dengan budaya lokal tanpa kehilangan substansi religiusnya. Melalui Maulid Nabi, kita melihat bagaimana agama dan budaya di Nusantara dapat saling melengkapi, menciptakan sebuah perayaan yang tidak hanya indah secara ritual, tetapi juga kaya secara budaya. Islam bukan hanya berbicara kepada hati dan jiwa, tetapi juga meresap ke dalam kehidupan sosial, membawa pesan cinta, perdamaian, dan kebersamaan.
Dengan demikian, Maulid Nabi di Nusantara adalah cerminan dari bagaimana agama dan budaya dapat berbaur dan saling memperkaya, memberikan masyarakat cara baru untuk merayakan iman mereka dalam konteks yang akrab dan bermakna. Perayaan ini menunjukkan bahwa agama tidak harus berdiri sendiri tetapi dapat menjadi bagian dari kekayaan budaya lokal yang mempererat hubungan antarindividu di dalam masyarakat.