Gus Candra Malik yang juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syahadah, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, juga berpesan bahwa umat Islam harus tetap mengedepankan cara yang santun dalam menyikapi perbedaan. Apalagi jelas Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam.
“Perbedaan pendapat adalah rahmat. Oleh karena itu, pertama, kita harus mensyukuri perbedaan pendapat tersebut. Kedua, kita sampaikan pendapat dengan cara yang baik, tak perlu perdebatan apalagi disertai kekerasan dan pemaksaan kehendak. Dan, ketiga, kebebasan berpendapat dilindungi oleh undang-undang sehingga selayaknya kita menghargai perbedaan pendapat itu,” tambahnya.
Gus Candra pun menyoroti tentang masuknya awal Ramadan di tahun ini yang berbarengan dengan perayaan Nyepi. Ia berpesan agar momentum ini bisa dimaknai oleh masing-masing umat yang merayakan dengan semakin mendekatkan diri kepada Tuhannya.
“Perayaan Nyepi mengajarkan kepada umat Hindu dimanapun ia berada, bahwa manusia perlu menyediakan ruang dan waktu bagi dirinya untuk mengambil jarak dari hal-hal yang bersifat duniawi untuk sejenak merasakan keberadaan dirinya sendiri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta dan Tuhan. Demikian pula Ramadan, yang juga menghendaki umat Islam untuk menahan diri dari godaan hawa nafsu dalam perjalanan menuju ketakwaan. Sikap saling asah, asih, dan asuh antarumat beragama menjadikan kekhusyukan suasana ibadah lebih terjamin. Sikap toleran harus terus dilestarikan,” terangnya.
Akhir kata, Gus Candra Malik mengajak untuk memanfaatkan Ramadan kali ini dengan sebaik-baiknya. Sangat disayangkan apabila tidak memanfaatkan Ramadan yang datang sebagai ajang peningkatan kualitas diri menjadi lebih baik lagi. Apalagi manusia tidak akan pernah mengetahui, apakah usianya dapat menjumpai Ramadan berikutnya.
“Secara pribadi, kita tidak pernah tahu apakah kita akan bertemu dengan Ramadan tahun depan. Oleh karena itu, sebaiknya kita benar-benar memanfaatkan momentum Ramadan saat ini untuk taubatan nasuha, memperbaiki diri, berikrar tidak mengulangi kesalahan dan kekhilafan yang sama, serta berharap dapat mencapai tujuan menjalankan kewajiban berpuasa di Bulan Ramadan, yaitu supaya kita bertakwa kepada Allah SWT,” tandasnya.