Saya mengikuti polemik para kiai dan habaib soal keturunan Nabi SAW melalui jalur Sayyid Ahmad ibn Isa al-Muhajir.
Disepakati bahwa Sayyid Ahmad al Muhajir adalah keturunan Nabi. Dengan sendirinya anak keturunan Ahmad al-Muhajir juga keturunan Nabi.
Fakhr al-Din al-Razi dalam kitabnya al Syajarah al-Mubarakah menyebut tiga anak laki-laki Ahmad al-Muhajir yaitu Muhammad, Ali dan Husain. Dikatakan:
واما احمد الابح فعقبه من ثلاثة بنين: محمد ابو جعفر بالرى وعلى بالرملة والحسين عقبه بنيسابور ( ص: 127)
Al-Razi tidak menyebut nama Ubaidillah sebagai salah seorang anak Ahmad ibn Isa al-Muhajir.
Padahal kita tahu, sebagian besar para habaib di Yaman dan Indonesia disebut kerurunan Nabi karena nisbat kepada Ubaidillah ini.
Pertanyaannya, mengapa al Razi tidak menyebut nama Ubadillah sebagai anak Ahmad al-Muhajir?
Kemungkinannya ada dua. Pertama, informasi bahwa Ahmad al-Muhajir punya anak bernama Ubaidillah tidak sampai kepada al-Razi. Dan ketidak-lengkapan informasi ini bisa terjadi.
Kedua, memang Ubadillah bukan putra Ahmad al-Muhajir. Soal ini, al-Razi tidak menafikan nama Ubadillah sebagai putra al-Muhajir. Beliau hanya tidak menyebutkan bahwa Ubaidillah sebagai salah seorang anak Ahmad al-Muhajir.
Kalau Fakhr al-Din al-Razi tidak menetapkan (غير اثبات) Ubadillah sebagai salah seorang putra Ahmad al-Muhajir, apakah bisa disimpulkan bahwa Ubadillah pasti bukan putra Ahmad al-Muhajir?
Saya tak berani menarik kesimpulan secepat itu. Mari kita lanjutkan diskusi akademik-ilmiah ini dengan terus menelusuri data dan melakukan cross check data-data.
Saya berharap, orang awam tak melibatkan diri dalam percakapan para alim ini, agar persoalan tidak kian runyam. Biarkan saja pokok soal ini menjadi materi perbincangan dan obyek penelitian para ulama dan intelektual.
Jum’at, 28 April 2023
Salam,