Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
sound horeg

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

Abd Malik by Abd Malik
15/07/2025
in Gagasan
1 0
0
1
SHARES
16
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Ketegangan antara subkultur sound horeg dan nilai dominan masyarakat tercermin dalam fatwa haram yang dikeluarkan oleh forum Bahtsul Masail Pesantren Besuk Pasuruan. Tidak hanya persoalan keterganguang masyarakat, fatwa ini menyandarkan salah satu konsiderannya bahwa sound horeg mengandung unsur maksiat (campur baur, berjoget vulgar). Aspek kepentingan sosiologis pun didasarkan pada kaidah dar’u al-mafāsid muqaddam ‘ala jalb al-mashālih (menghindari kerusakan didahulukan daripada mengambil manfaat). Inilah argumen utama dari pelarangan ini.

Mencari Solusi : Antara Represi dan Transformasi

Fenomena sound horeg adalah contoh nyata dari bagaimana budaya populer lokal berkembang di tengah keterbatasan. Ia bukan sekadar ekspresi kebisingan, tetapi cermin dari keresahan sosial, keterputusan generasi, dan pencarian ruang dalam tatanan yang tak ramah anak muda desa.

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Maka, alih-alih hanya melarang, perlu ada upaya mediasi budaya: membuka ruang seni alternatif, menyediakan tempat hiburan yang terarah, dan mengedukasi anak muda tentang nilai estetika dan etika dalam berekspresi. Budaya tidak bisa hanya ditekan; ia harus diajak berdialog.

Fenomena sound horeg menandakan ada kesenjangan generasi dan kelas sosial yang harus dijembatani, bukan sekedar dihakimi. Kebutuhan ruang subkultur ini tidak untuk dimusnahkan secara total, tetapi bagaimana difasilitasi dengan membuat ruang yang lebih sehat dan bermanfaat bagi masyarakat. Tentu saja, catatan mudharat itu harus dihilangkan.

Pada akhirnya, saya ingin memetik nilai dakwah Wali Songo ketika berhadapan dengan budaya. Budaya dan tradisi itu tidak perlu dimatikan seberapa pun itu mempunyai dampak mudharat. Budaya itu memiliki akar yang kuat yang tidak mudah dimatikan. Cara terpenting adalah melakukan negosiasi nilai dengan menstranformasikan makna-makna baru dengan bentuk yang lebih sehat.

Sekali lagi, budaya tidak bisa dimatikan begitu saja, apalagi bila sudah menjadi bagian dari identitas dan ekspresi masyarakat akar rumput. Solusinya bukan represi, melainkan transformasi makna melalui pendekatan kultural dan spiritual yang membumi. Bagaimana praktek nyatanya?

Tentu ini bagian dari tugas tokoh agama dan organisasi keagamaan yang tidak sekedar mengandalkan represi hukum semata. Tokoh agama tidak bisa bekerja sendiri melalui mimbar dan menghukumi segalanya. Rekayasa budaya (cultural engineering) perlu dilakukan dengan menggandeng pemerintah daerah dalam menyelesaikan persoalan ini.

Adakah kemungkinan transformasi yang bisa dilakukan dalam melihat sound horeg ini? Adakah langkah pembinaan komunitas yang bisa dilakukan oleh pemerintah setempat dalam merubah arah ekspresi yang lebih sehat dan tidak mudharat? Adakah festival budaya yang transformatif yang bisa dilakukan pemerintah daerah dengan menggandeng pesantren untuk mewadahi fenomena ini?

Pilihan-pilihan kebijakan yang bijak itu masih banyak untuk dilakukan dari pada sekedar mengandalkan represi hukum. Dakwah it sejatinya proses negosiasi bukan konfrontasi. Bukan sekedar mengandalkan hitam-putih untuk melihat ragam masyarakat yang berwarna-warni. Kearifan dakwah dan hukum Islam sangat dibutuhkan dalam menyelasaikan persoalan ini.

Page 2 of 2
Prev12
Tags: antropologi budayahukum sound horegMUI
Previous Post

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Next Post

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

Abd Malik

Abd Malik

Penulis dan penikmat kopi, bisa dihubungi melalui : abdmalik82@icloud.com

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
Pelajaran Agama Islam, Untuk Apa?
Gagasan

Bid’ah Maulid dan Sederetan Bid’ah yang Menyiarkan Kebesaran Islam

08/10/2024
Next Post
agama cinta

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.