Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus saja. Akan tetapi, puasa dapat kita jadikan alat bagi diri agar terhindar dari perbuatan maksiat. Seperti caci maki misalnya.
Sadar atau tidak, kita sulit terhindar dari sifat menghina kepada individu lain. Apalagi saat ini ditunjang oleh keberadaan media sosial. Dengan mudahnya, kita mengumpat, menghina dan mencaci maki orang lain.
Contoh kasus, beberapa tokoh atau influencer mudah sekali menghina bahkan merendahkan pribadi lain dikarenakan tidak sependapat atau berbeda pilihan dari segi akidah keislamannya sampai perbedaan politik. Lalu ia berceramah dengan umpatan atau menjelekkan yang berbeda tadi dalam forum, kajian, maupun media lain.
Yang saya herankan, kok ya ada orang mau ikut dan percaya oleh si penceramah?
Fenomena ini tidak bisa kita lenyapkan langsung begitu saja. Sifat mencaci maki akan terus ada. Dan kita tidak akan tahu kapan sifat ini berakhir. Rasulullah Saw. sendiri tidak pernah mengajarkan hinaan kepada sesama umat manusia.
Kembali Ke Fitri
Penulis mengajak para pembaca untuk ‘Kembali Ke Fitri’. Fitri yang dimaksud adalah pemaknaan ‘berbuka’ atau tidak lagi berpuasa. Bukan Fiṭrah yang berarti potensi atau sifat dasar manusia itu sendiri (Ibnu al-Jauzi, tth.). Pemilihan kata ‘fitri’ ini memang sengaja dipilih selain guna meluruskan penggunaan kalimat yang mainstream di masyarakat saat momentum hari raya Idul Fitri, dan untuk menyadarkan kembali muslimin di seluruh dunia.
Idul Fitri atau berbuka puasa setelah bulan Ramadan, sebagai penegasan bahwa pasca berlomba-lomba meraih pahala puasa, dapatkah kita konsisten menjaga spirit tiga puluh hari Ramadan yang lalu?
Sebagai muslim kita harus menjaga spirit Ramadan pada hari-hari berikutnya. Menjaga diri dari ujaran kebencian dan hal-hal yang merugikan diri dan orang lain.
Mulai sekarang mari kita berkomitmen pada Allah Swt. Mulai dari diri sendiri. Tidak lagi mencaci maki atau menghina sesama umat manusia. Tidak lagi ikut dalam kajian atau ceramah-ceramah negatif.
Bersilaturahim kepada sanak saudara dan tetangga. Bermaaf-maafan atas ego nafsu yang selama ini diperbuat. Dan jangan lupa makan ketupat dan opor ayam. Selamat Lebaran!