ISLAMINA.ID – Imam Ghazali pernah mengeluarkan pernyataan bahwa ilmu itu imamnya amal, sedangkan amal adalah makmumnya. Pernyataan ini merupakan dasar dalam beramal, beribadah harus didasari dengan ilmu, karena ilmu sebagai penerang, penyibak tabir dari hakikat sesuatu, sehingga orang yang mengamalkan sesuatu bertambah mantab dan yakin atas yang ia kerjakan.
Seperti dalam Al Qur’an Surat Al Ankabut Ayat yang berbunyi:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (45)
Artinya:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah Shalat. Sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Menurut imam Ibnu Kasir Ayat ini memerintahkan kepada Nabi dan orang-orang yang beriman untuk membaca Al Qur’an, kemudian mengerjakan Shalat. Jadi jelas perintah Shalat pun harus didahului dengan mengetahui ilmunya terlebih dahulu, terutama dari Kitab suci sebagai petunjuk, pedoman manusia dalam beribadah maupun bermuamalah dengan sesama manusia.
3 Kategori Ibadah Manusia
Menurut Imam Abu al hasan Ali bin Muhammad dalam Tafsir Lubab At-Takwil fi Maani at-Ttanzil atau yang dikenal dengan tafsir Khozin, beliau menjelaskan bahwa dalam ayat ini, ada pertanyaan tentang alasan, kenapa yang diperintahkan hanya membaca Al Qur’an dan perintah Shalat saja?lalu beliau menjelaskan bahwa ibadah manusia ada 3 kategori,
Pertama yang berkaitan dengan hati seperti mempunyai keyakinan yang benar. Kedua ibadah yang berkaitan dengan lisan seperti Dzikir, membaca Al Qur’an. Ketiga, ibadah yang berkaitan dengan anggota badan manusia, seperti berbuat kebaikan kepada orang lain.