Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Tasawuf sebagai Vaksin Radikalisme dan Terorisme

Tasawuf sebagai Vaksin Radikalisme dan Terorisme

Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid by Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid
05/09/2023
in Kolom, Tajuk Utama
7 0
0
7
SHARES
145
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Tasawuf adalah kunci dalam menyelesaikan krisis spiritual yang dialami kelompok radikal terorisme. Di sini tasawuf harus dipahami sebagai metodologi dalam mencapai tujuan beragama. Praktek tasawuf tidak hanya ada dalam Islam, tetapi ada di setiap tradisi agama yang mempunyai lelaku yang sama dalam meningkatkan spiritualitas untuk membersihkan hati, dan memperindah perilaku.

Dalam Islam, visi beragama adalah mencapai rahmatan lil alamin. Umat Islam berkewajiban menjadikan ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta alam, bukan hanya untuk umat muslim saja. Bagaimana cara meraih visi Islam itu diwujudkan dalam misi kerasulan Nabi Muhammad, yakni membangun karakter (building character) atau menyempurnakan akhlak yang mulia.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Tasawuf adalah jalan atau metodologi dalam mencapai visi dan mewujudkan misi beragama. Tasawuf merupakan metodologi dalam mengamalkan syariat agama dengan benar. Tidak sempurna iman seseorang jika tidak beramal shaleh. Dalam berbagai hadist Nabi selalu menyandingkan iman dengan kebaikan sosial atau akhlak mulia terhadap saudaranya, tamunya dan tetangganya. Artinya, akhlak mulia sebagai output tasawuf merupakan puncak dan penyempurna keimanan dan keislaman seseorang.

Allah menegor orang yang mengatakan telah beriman dalam Al-Quran : “Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS : Al Hujurat 14).

Bagaimana cara memasukkan iman dalam hati adalah melalui jalan tasawuf. Metode tasawuf mampu membersihkan hati, meyakini kehadiran Tuhan dalam setiap waktu, dan melatih perilaku agar selalu mempunyai empati dan simpati terhadap sesama manusia. Inilah dimensi yang hilang dalam penyakit atau virus radikalisme dan terorisme.

Kelompok radikal terorisme selalu memahami dirinya paling benar dan paling dekat dengan Tuhan. Sikap sombong (ujub) dalam beragama diperlihatkan dengan menyalahkan, menyesatkan dan mengkafirkan yang berbeda pandangan. Mereka tidak peduli dengan etika dan akhlak bertetangga, bertamu, berinteraksi dalam lingkungan sosial dan melakukan pembangkangan terhadap ulil amri.

Karena itulah, tasawuf berperan penting dalam menyembuhkan individu yang terpapar paham radikal dan mencegah masyarakat agar tidak mudah terpapar. Tasawuf mengajarkan pembersihan hati (tazkiyatun nafs), mengendalikan diri, memupuk empati dan memahami agama secara kaffah agar tidak mudah ekstrem dalam memahami agama.

Tasawuf juga mengajarkan transformasi sosial harus dimulai dengan transformasi mentalitas dan moralitas diri. Inti dari tasawuf adalah bagaimana membersihkan hati. Hati menjadi kunci dari kualitas spiritual dan sosial seseorang.  Karena itulah, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Itulah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kelompok radikal terorisme adalah individu yang terpapar virus dan penyakit spiritual di dalam hatinya yang disebutkan Imam Ghazali sebagai Qolbun Ammarah atau hati yang selalu mendorong pada kejahatan, kebencian dan permusuhan. Pribadi dengan penyakit spiritual seperti ini cenderung tidak pernah merasa bersalah, tidak pernah menyesal dan susah disembuhkan kecuali dengan penyucian hati.

Karena itulah, tasawuf sebagai metodologi mempunyai peran penting dalam memoderasi cara pandang beragama sekaligus membersihkan hati dari virus radikalisme dan terorisme. Pendekatan sufistik akan menjadi jalan dan upaya yang efektif dalam menyembuhkan sekaligus membentengi masyarakat agar tidak terpapar virus radikal terorisme sebagai bagian dari krisis spiritualitas dalam beragama.

Page 2 of 2
Prev12
Tags: moderasiradikalismeTasawuf
Previous Post

Nine Eleven, Jangan Terulang Lagi

Next Post

Virus Radikalisme dan Intoleran Harus Ditumpas sampai Akar-Akarnya

Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid

Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid

Direktur Pencegahan BNPT RI

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Virus Radikalisme dan Intoleran Harus Ditumpas sampai Akar-Akarnya

Virus Radikalisme dan Intoleran Harus Ditumpas sampai Akar-Akarnya

gagasan habib husein ja far

Habib Husein Ja’far: Tirulah Nabi Dalam Berdemokrasi

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.