Idul Adha, imbuhnya, harus dijadikan momentum umat manusia untuk saling menghormati dan menebarkan kasih sayang. Pasalnya, tujuan hidup manusia saling menghormati dan saling menghargai. Itu penting agar sesama manusia tidak saling membinasakan jiwa orang lain tanpa sebuah kebenaran. Caranya dengan menegakkan aturan dan hukum untuk menciptakan ketentraman.
Selain itu, umat juga harus menegakkan kejujuran dan keadilan. Menurutnya, rang yang tidak menegakkan kejujuran dan keadilan pasti jiwanya itu dihantui perasaan bersalah dan ketakutan.
“Janganlah kita membuat sebuah keonaran, membuat gaduh, apalagi melakukan gerakan-gerakan yang bersikat radikalisme dan ekstremisme. Kita membuat ketenangan dalam hidup,” tukasnya.
Ulama senior ini juga menekankan pentingnya kasih sayang terhadap sesama manusia. Dalam momentu, Hari Raya Kurban, daging dari hewan kurban itu selain diberikan kepada fakir miskin dari umat Islam, seharusnya juga diberikan kepada umat lain yang membutuhkan walaupun berbeda agamanya. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan rasa kemanusiaan dan kebersamaan dalam kehidupan ini, sekaligus sebagai semangat dari perayaan Idul Adha itu sendiri.
“Dalam akselerasi kehidupan kita, harus dibarengi juga dengan mewujudkan kebaikan melalui bingkai saling tolong-menolong dan kasih-mengasihi. Melalui ibadah kurban pula, kita semua mengharapkan adanya sebuah masyarakat yang marhamah, yang penuh kasih sayang. Adanya saling mengasihi dalam Idul Adha inilah yang dapat membuat para kaum dhuafa dapat merasakan daging dari hewan yang dikurbankan, sebagaimana orang-orang yang berkecukupan merasakannya pada hari yang lain,” imbuh Kiai Jaidi.
Ia berpesan agar perayaan Idul Adha di tahun ini juga dapat mempersiapkan kita menjadi pribadi yang dewasa dan toleran, terutama menjelang Pemilu 2024. Ajang pemilihan umum yang sering disebut juga dengan pesta demokrasi selayaknya disambut dengan suka cita dengan saling menghormati tanpa diskriminasi.
“Siapapun kontestan yang maju dalam tahun politik ini, kita harus tetap saling menghormati dan menyantuni. Tidaklah pantas kalau ada kata-kata yang tidak baik terlontar kepada sesama saudara di Indonesia ini. Hendaknya kita saling merangkul dan mengasihi demi terlaksananya proses demokrasi di Indonesia ini dengan sukses serta memiliki kontestan yang bisa saling menghormati,” tandas KH. Abdullah Jaidi.