Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyelenggarakan Halaqah Ulama Nasional di PP. Sunan Drajat Lamongan. Tak kurang dari 500 Kiai/bu Nyai yang hadir dari berbagai provinsi di Indonesia. Acara ini dibuka oleh Ketua PBNU, KH. Ulil Abshar Abdalla mewakili Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf yang berhalangan hadir karena pamannya, KH. Makin Shoimuri, wafat.
Sesi Pembukaan ini dipandu oleh KH. Hodri Ariev, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ada tiga sub tema yang akan dibahas dalam halaqah ini, yang pertama tentang revitalisasi Kitab Kuning, kedua tentang Pendidikan pesantren sebagai bagian dari sistem Pendidikan nasional, dan ketiga adalah peran asosiasi pesantren, tutur Kiai Hodri.
KH. Ulil Abshar Abdalla menuturkan bahwa Halaqah Ulama Nasional yang diselenggarakan oleh RMI bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama ini menghidupkan Kembali tradisi halaqah pada periode kedua era KH. Abdurrahman Wahid. Tema Halaqah sekarang ini, revitalisasi Kitab Kuning, memiliki makna yang sama dengan Halaqah era Gus Dur, kontekstualisasi Kitab Kuning. Dan, salah satu tokoh yang berperan besar dalam halaqah era Gus Dur tersebut sekarang ini juga hadir, KH. Masdar Farid Mas’udi.