Halaqah Ulama Nasional mengambil tema “Menyambut Peradaban Baru, Menguatkan Pesantren dan Revitalisasi Kitab Kuning”. Tema ini merupakan terjemahan dari tema besar PBNU sekarang ini, “Merawat Jagad Membangun Peradaban”.
Gus Ulil melanjutkan bahwa ada kesinambungan pemikiran antara Muktamar NU tahun 1984 di Situbondo dengan Muktamar Fikih Peradaban Internasional di Sidoarjo tahun 2022. Pada Muktamar NU 1984, NU menghasilkan rumusan bahwa NU menerima asas Tunggal Pancasila dan mempertegas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sementara itu, dalam Muktamar Fikih Peradaban di Sidoarjo menghasilkan keputusan besar sistem negara khilafah sudah tidak relevan dengan kondisi zaman hari ini.
Pembukaan ini selain dihadiri oleh ratusan Kiai/Bu Nyai Se-Indonesia, juga dihadiri oleh Mustasyar PBNU, Prof. Dr. KH. Machasin, MA, Rais Syuriah PBNU KH. Masdar Farid Mas’udi, Pengasuh PP. Sunan Drajat, KH. Abdul Ghafur, Sekretaris Jenderal PBNU, KH. Syaifullah Yusuf, Plt. Bendahara Umum, KH. Gudfan Arif.