Kedelapan. Tak berjalan atau melewatii depannya.
Kesembilan. Ikut senang saat mereka merasa senang serta ikut prihatin saat mereka juga merasakan hal yang tak mereka sukai.
Kesepuluh. Selalu mendoakan kebaikan dan ampunan kepada mereka saat ia berdoa.
Dari penjelasan ini dapat dipahami bahwa sikap anak kepada orangtuanya harus mencerminkan sikap yang baik karena pada dasarnya ia terlahir ke dunia atas jasa mereka.
Keberhasilan seorang anak merupakan berkat dari orangtuanya maka kewajiban seorang anak harus berbakti kepada mereka. Orang yang lupa mendoakan kepada orangtuanya maka hidupnya kurang berkah.
Pada prinsipnya orang yang ingin mendapatkan ilmu yang bermanfaat maka jangan sampai lupa mendoakan guru-gurunya. Begitu juga orang yang ingin berkah rizkinya maka jangan sampai lupa mendoakan kebaikan kepada orangtuanya.
Wasiat Nabi Ibrahim
Sebelum Nabi Ibrahim wafat, Ia berpesan kepada keturunannya untuk selalu berpegang teguh pada ajaran tauhid. Hal ini sesuai penjelasan dalam Al Qur’an yang berbunyi:
وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ (132
Artinya: Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam,” (QS. Al Baqarah: 132).
Imam Thabari dalam tafsirnya menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim berwasiat yang berisi untuk Ikhlas dalam beribadah mengesakan Allah (tauhid) serta menundukkan hati dan anggota badan kepada-Nya.
Dalam isi wasiatnya, Nabi Ibrahim berpesan kepada keturunannya agar selalu memegang agama yang lurus (Hanif) yaitu Islam yang mengajarkan akan keesaan Tuhan dan tak ada yang menyekutukan-Nya. Lebih lanjut, ia berpesan untuk memegang ajarannya sampai ajal menjemput serta berusaha jangan sampai keluar dari agama tersebut supaya tak di murkai oleh Tuhan.
Sedangkan menurut Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini berisi ajakan untuk melakukan kebaikan yaitu memeluk ajaran Islam semasa hidup supaya kelak saat meninggal dalam keadaan islam karena kematian seseorang tergantung kebiasaan yang ia lakukan.
Dari sini, penting kiranya bagi umat Islam untuk selalu berpesan, menasehati diri dan orang lain secara baik sehingga keturunannya mampu mengikuti jejak kebaikan leluhurnya terutama untuk selalu berpegang pada ajaran tauhid sebagai kunci mendapatkan kemuliaan dunia dan akhirat.