Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Saleh Duniawi Dan Saleh Ukhrowi

Saleh Duniawi Dan Saleh Ukhrowi

Saleh Duniawi dan Saleh Ukhrowi

Ahmad Rusdi by Ahmad Rusdi
28/07/2020
in Kolom
19 1
0
20
SHARES
391
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Beberapa tahun yang lalu, saya pernah membaca sebuah artikel tentang orang saleh. Dimana penulisnya membagi orang saleh secara sosiologis. Pertama, saleh yang merupakan nama seseorang. Tapi sayangnya nama tersebut hanya sekedar nama pada dirinya, namun sikap dan perbuatannya tidak menunjukkan ciri-ciri kesalehan. Namanya saja “saleh” tapi akhlaknya justru berbalik seratus delapan puluh derajat dengan namanya. Ia tidak taat beribadah, sering bermaksiat dan atau melakukan perbuatan yang mendatangkan kemadharatan bagi lingkungannya. Jadi sikap dan perbuatannya adalah sikap dan perbuatan orang yang “tholeh”.

Oh iya dalam Bahasa Arab, makna kata tholeh.( طالح ) kebalikan/antonim dari kata saleh ( صالح ). Makanya hati-hati kalau berdoa, jangan sampai tertukar antara kata saleh dengan tholeh…he he.
Sama juga dengan kata ni’mah (نعمة) dan niqmah (نقمة). Dua kata ini juga memiliki makna berseberangan. Untuk itulah yang membaca Solawat Badar harus hati-hati juga, jangan sampai tertukar. Karena saya pernah menghadiri acara satu peringatan hari besar agama Islam, mendengar orang-orang mengucapkannya keliru, pakai ‘AIN padahal yang benar pakai QOF pada kata niqmah ( نقمة). Kalimat yang benar : “Ilahiy sallim al-ummah min al-afati wa al-Niqmah ( اِلهِـى سَـلِّـمِ اْلا ُمـَّة مِـنَ اْلافـَاتِ وَالنِّـقْـمَةَ )” bukan: “ilahiy sallim al-ummah min al-afati wa al-ni’mah ( إلهِـى سَـلِّـمِ اْلا ُمـَّة مِـنَ اْلافـَاتِ وَالنِّـعْـمَةَ )”.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Kedua, Saleh dalam arti julukan yang diberikan kepada seseorang yang hanya asyik dengan dirinya sendiri dalam beribadah kepada Allah. Hablun minallah-nya bagus, tapi di sisi lain hubungan dengan sesamanya (hablun minannas-nya) tidak bagus. Sholat dan ibadah puasanya rajin luar biasa, tapi kepedulian pada sesama, akhlak dalam pergaulan tidak berbanding lurus dengan sholat dan ibadah puasanya. Haji dan umroh mungkin lebih dari sekali atau dua kali, tapi bakhil dan kikirnya demikian melekat pada dirinya. Orang seperti ini mungkin masih dikatakan saleh meski hanya saleh individual dan belum masuk dalam kategori orang saleh yang ideal. Tapi saleh individual ini masih jauh lebih baik dibanding saleh pertama yang hanya sekedar nama seseorang.

Sedangkan saleh yang ketiga adalah saleh yang menggambarkan sosok yang hubungan vertikalnya dengan Allah sangat bagus dan hubungan horizontalnya denga sesama juga oke punya. Bila pada saleh yang kedua biasa kita kenal dengan saleh individual yang tidak berimbas kemanfaatannya pada lingkungan sekitar, maka pada saleh yang ketiga ada imbas kemanfaatannya pada lingkungan sekitar. Saleh yang ketiga ini sejalan dengan hadits Nabi SAW yang berbunyi “khoir al-Nas anfa’uhum li al-nas, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”

Untuk melakukan gerakan perubahan umat ke arah kebaikan menuju Sa’adah al-ummah, yang kita perlukan adalah orang-orang saleh yang ketiga ini. Merekalah yang sangat bisa diharapkan untuk menjadi agen perubahan. Dan orang saleh yang seperti inilah yang digambarkan dalam al-Quran surat ali Imran ayat 114:

يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ

“Mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat, mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.”[Ali-Imran:114]

Dari ayat di atas kriteria yang paling asasi dari orang saleh adalah keimanan. Kriteria inilah yang akan membedakan nilai amal seseorang. Bisa saja seseorang melakukan amal yang baik dan bermanfaat buat orang banyak tapi sejatinya belum disebut amal saleh karena pelakunya tidak beriman. Mungkin secara bahasa kebaikan yang dilakukannya bisa disebut saleh, tapi tidak dalam pengertian saleh secara teologis. Artinya perbuatan saleh yang dilakukannya tersebut hanya berdampak di dunia tapi tidak di akhirat karena tidak mendatangkan kemanfaatan bagi pelakunya di akhirat.

Continue Reading
Page 1 of 2
12Next
Tags: KebahagiaanKesalehan sosialSalehSaleh DuniaSaleh Ukhrowi
Previous Post

Amin Al Ummah: Gelar untuk Sahabat Abu Ubaidah bin Jarrah

Next Post

Ngasuh dan Pentingnya Sanad Keilmuan

Ahmad Rusdi

Ahmad Rusdi

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Ngasuh Dan Pentingnya Sanad Keilmuan

Ngasuh dan Pentingnya Sanad Keilmuan

Kiat Meraih Surga Bersama Keluarga: Bersyukur Kepada Allah

Hikmah Idul Adha: Membentuk Manusia yang Baik

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.