Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Misi Pesantren Untuk Kemaslahatan Publik (2)

Misi Pesantren Untuk Kemaslahatan Publik (2)

Mengenal Moderasi Islam

Roland Gunawan by Roland Gunawan
06/03/2021
in Kolom, Populer
50 1
0
51
SHARES
1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Islamina.id -ISLAM, seperti yang ditegaskan di dalam al-Qur`an, adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan untuk mewujudkan moderasi dan keseimbangan dalam semua perkara kehidupan agama dan dunia. Islam adalah perantara antara merawat hak-hak individu dan hak-hak masyarakat.

Moderasi Islam berupaya mewujudkan keseimbangan dalam kehidupan spiritual dan material manusia sesuai dengan fitrah yang diciptakan Allah, mewujudkan keseimbangan dalam memahami corak alam nyata dan alam gaib, serta berinteraksi berdasarkan pemahaman yang seimbang itu; karena Islam adalah agama yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan jiwa dan raga secara seimbang.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Moderasi Islam tercermin dalam ajakannya kepada jalan yang lurus (al-shirâth al-mustaqîm), yaitu jalan Allah yang menjamin hak-hak asasi manusia, kebaikan, keadilan, petunjuk, dan cinta kasih, serta membawa kebahagiaan, ketenangan dan stabilitas bagi masyarakat. Itu semua dengan cara dan metode bijak dan rasional yang diperintahkan Allah sebagaimana ditegaskan di dalam firman-Nya, “Serulah [manusia] ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik,” [QS. al-Nahl: 125].

Di antara ciri-ciri moderasi Islam yang paling menonjol adalah: keseimbangan antara hal-hal yang tetap (al-tsawâbit) dan hal-hal yang berubah (al-mutaghayyirât), keseimbangan antara teks (al-nushûsh) dan tujuannya (al-maqâshid), seruan untuk bersikap toleran dan hidup berdampingan dengan orang lain, dakwah dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dialog dengan kebaikan, kerjasama dalam hal-hal yang disepakati, toleransi dalam perbedaan, merangkul tanpa memukul, mengasihi tanpa menyakiti, menghormati tanpa mencaci-maki, berfokus pada nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, musyawarah dan kebebasan, serta menjauhi sikap berlebihan dalam keyakinan, perkataan dan perbuatan.

Karenanya, Islam melarang sikap ekstrem dan berlebihan dalam beragama. Sebagaimana sabda Nabi Saw., “Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari,” [HR. al-Bukhari dan Muslim].

Beliau juga bersabda, “Waspadalah kalian dari sikap berlebih-lebihan dalam beragama, karena sesungguhnya yang membinasakan umat-umat sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam beragama,” [HR. al-Nasa`i dan Ibn Majah]. Islam adalah agama moderat dengan wawasan luas yang terbuka bagi setiap pembaharuan demi kemajuan, pembangunan, serta menolak stagnasi, fanatisme, ekstremisme, dan kekerasan.

Umat Muslim sendiri, di dalam al-Qur`an digambarkan sebagai ummatan wasathan, umat yang berada di tengah-tengah, umat yang moderat, atau umat yang adil, “Dan demikian [pula] Kami telah menjadikan kamu (umat Muslim) umatan wasathan dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas [perbuatan] manusia,” [QS. al-Baqarah: 143].

Maknanya, dalam konteks ini, adalah bahwa umat Muslim adalah umat yang berada di tengah-tengah yang menjadi saksi bagi seluruh umat manusia untuk menegakkan keadilan dan kesetaraan di antara mereka, menetapkan timbangan-timbangan dan nilai-nilai bagi mereka, memutuskan masalah-masalah mereka dengan mengatakan “yang benar adalah benar” dan “yang salah adalah salah”.

Allah telah memilih umat Muslim untuk menjadi saksi bagi dunia, karena mereka adalah ummatan wasathan, umat yang moderat, umat yang adil dalam perkara apapun. Mereka menjadi umat terbaik karena moderasi dan keadilan mereka. Allah Swt. berfirman di dalam al-Qur`an, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,” [QS. Ali Imran: 110].

Page 1 of 2
12Next
Tags: Islammoderasimoderasi islamModerat
Previous Post

Cara Islam Mengatasi Toxic Relationship

Next Post

Sufisme Masyarakat Urban: Vaksinasi Diri dari Takfiri | Bulletin Islamina Vol.2 No.12

Roland Gunawan

Roland Gunawan

Wakil Ketua LBM PWNU DKI Jakarta

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Ketua Baznas RI
Kabar

Ketua BAZNAS RI Tekankan Kebutuhan Ilmuwan Filantropi

22/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
Next Post
Sufisme Masyarakat Urban: Vaksinasi Diri Dari Takfiri | Bulletin Islamina Vol.2 No.12

Sufisme Masyarakat Urban: Vaksinasi Diri dari Takfiri | Bulletin Islamina Vol.2 No.12

Melawan Ekstremisme Dengan Sufisme

Toleransi Islam

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.