Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Tentang Lafadz Allah Dalam Islam

Tentang Lafadz Allah Dalam Islam

Konsep Mahabah Dalam Tasawuf Dzunnun al-Misri

Admin Islamina by Admin Islamina
16/08/2021
in Kolom
9 0
0
9
SHARES
181
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

 

ISLAMINA.ID– Berbicara mahabah dalam dunia tasawuf, tentu kebanyakan orang tidak terkecuali para cendekiawan dan akademisi akan menyebutkan salah seorang tokoh sufi perempuan kesohor, yakni Rabi’atul Adawiyah.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Seperti sudah jamak diketahui, bahwa dia adalah tokoh kali pertama yang mencetuskan serta memopulerkannya di kalangan para sufi. Padahal, terdapat tokoh sufi awal yang juga memperkenalkan tentang konsep tersebut, yaitu Dzunnun al-Misri.

Sekilas tentang Dzunnun al-Misri

Dzunnun al-Misri merupakan seorang sufi yang hidup di pertengahan abad ke-3 H. Nama lengkapnya adalah Abu al-Faid Sauban bin Ibrahim Dzunnun al-Misri, lahir di Mesir, tepatnya daerah Ikhmim pada tahun 155 H/770 M. Dalam perjalanan hidupnya, ia telah banyak melakukan pengembaraan baik di Mesir, Baghdad, Lebanon, Syiria, bahkan ke negeri Arab untuk menuntut ilmu. Pengembaraannya tersebut, menjadikan dirinya seseorang yang kaya akan pengalaman.

Di antara gurunya yang dapat disebutkan adalah: Ahmad bin Hambal, al-Laits, Imam Malik bin Anas, Ma’ruf al-Karkhi, Sarri al-Saqathi, Bisyr al-Hafi, dan Syaqran al-‘Abd atau Israfil al-Maghribiy. Dari al-Maghribiy, Dzunnun al-Misri belajar serta memperdalam tentang ilmu tasawuf, yang kemudian menjadikan ia seorang yang alim dalam bidang ilmu syariat maupun tasawuf.

Pada tahun 214 H/826 M, al-Misri ditangkap karena dianggap tengah membuat bidah (sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah saw), kemudian dikirim ke kota Baghdad untuk dipenjarakan di sana. Setelah diadili, khalifah memerintahkan agar dia dibebaskan dan dikembalikan ke Kairo. Di kota inilah al-Misri menghembuskan nafas terakhirnya, tepatnya pada tahun 245 H/860 M.

Mahabah menurut Dzunnun al-Misri

Dalam dunia tasawuf, Dzunnun al-Misri lebih dikenal sebagai tokoh yang memelopori paham (teori) “makrifat”. Meskipun, istilah makrifat sendiri sudah lama dikenal sebelum al-Misri. Namun pengertiannya versi tasawuf, baru dikenal setelah kemunculannya. Sebab, dia telah memberikan rambu-rambu (tahapan) bagi seorang hamba yang hendak mencapai tingkatan makrifat, yaitu melalui maqamat dan ahwal.

Kendati demikian, Dzunnun al-Misri juga berbicara tentang “mahabah”. Akan tetapi konsep dia berbeda dengan Rabi’atul Adawiyah yang seakan-akan telah melupakan Nabi Muhammad Saw. karena ia tidak mau mengurangi kecintaannya kepada Allah. Al-Misri, memosisikan mahabah (cinta) sejajar antara kecintaan kepada Allah dan Rasulullah Saw.

Sebagaimana pernyataannya: “Sebagian dari tanda-tanda cinta kepada Allah adalah dengan mengikuti kekasih-Nya (Nabi Muhammad Saw.), baik di dalam akhlak, perbuatan, perintah maupun sunahnya”. (Ibtihadj Musyarof, Biografi Tokoh Islam, hlm 147)

Pun konsep mahabah Dzunnun al-Misri dibangun atas prinsip dasar tasawuf, yakni: cinta kepada Allah dan utusan-Nya, zuhud terhadap dunia, berpedoman kepada Al-Quran-hadis, dan takut akan terjerumus ke dalam jurang kesesatan (kemaksiatan).

Continue Reading
Page 1 of 2
12Next
Previous Post

4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

Next Post

Mungkinkah Ilmu Agama Hilang dari Diri Seseorang?

Admin Islamina

Admin Islamina

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali
Kolom

Penafsiran Mendalam tentang Qurban dalam Perspektif Tasawuf Imam Ghazali

18/06/2024
abdullah annaim
Biografi

“Negara Sekuler” ala Abdullahi An-Naim: Negosiasi Agama dan Negara Melawan Konservatisme

27/04/2024
Next Post
Hadramaut Sebagai Destinasi Wisata Religi Abad Ini

Mungkinkah Ilmu Agama Hilang dari Diri Seseorang?

Memahami Kembali Tujuan Santunan Anak Yatim

Memahami Kembali Tujuan Santunan Anak Yatim

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.