Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Rabiul Awwal, Kontestasi Muslim Post-tradisionalisme Dengan Muslim Modernisme

Rabiul Awwal, Kontestasi Muslim Post-tradisionalisme Dengan Muslim Modernisme

Rabiul Awwal, Kontestasi Muslim Post-Tradisional dengan Muslim Modernis

Syahril Mubarok by Syahril Mubarok
21/10/2021
in Kolom, Tajuk Utama
7 1
0
8
SHARES
151
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Bulan Rabiul Awwal dalam kalender Islam, merupakan bulan yang sangat istimewa. Di bulan ini juga lahir ‘Sang Pembawa Risalah’, Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia, peringatan kelahiran Nabi SAW. atau bisa disebut ‘Maulid’ atau ‘Maulud’ menjadi tradisi yang tak terpisahkan dari ruh Islam Nusantara. Yang menarik, beberapa dekade yang lalu, ada kelompok Islam yang baru menyoal tradisi yang sudah turun temurun ini.

Rabiul Awwal dalam istilah kalender Jawa disebut ‘Mulud’. Sedangkan Mulud adalah derivasi dari kata Mawlīd, atau kelahiran.Di beberapa belahan wilayah Indonesia, mayoritas Muslim menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. dengan gembira.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Ada beberapa cara unik di berbagai daerah dalam merayakan Maulid Nabi SAW. Seperti Endog-endogan di Banyuwangi, Grebeg Maulid di Solo Jawa Tengah, Walima di Gorontalo, dan masih banyak di daerah lain. Penulis disini meminjam istilah Post-Tradisionalisme dari kalangan anak muda NU untuk menggambarkan masyarakat Islam yang tradisionalis. 

Post-Tradisionalisme Islam secara historis dan leksikal, memang belum ada sumber yang jelas kapan dan pengertiannya di Indonesia. Kemunculan gagasan Post-Tradisionalisme sangat dipengaruhi dengan pemikiran bahwa tradisi ataupun turāts memang harus dipertahankan dan sebagai referensi, namun cara membacanya perlu ditinjau ulang.

Melihat itu, kita bisa melihat bagaimana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. di Indonesia, telah menjadi identitas yang khas bagi masyarakat Muslim. Para penyebar Islam di Nusantara memiliki cara tersendiri untuk mengakulturasi budaya lokal. Tanpa menghilangkan asal budaya tersebut, hanya memodifikasi dengan ajaran-ajaran Islam dan sikap penghormatan kepada Nabi SAW.

Perubahan dari era Tradisional menuju Post-Tradisional (meskipun ada yang menyebut sama) adalah hal yang wajar. Mereka menjunjung tinggi dan menjaga peninggalan orang-orang terdahulu, dengan merepresentasikannya sesuai zaman. Beberapa abad kemudian, tradisi-tradisi kelompok Post-Tradisional ini menemui lawan.

Islam Post-Tradisional VS Islam Modernis

Kita masih mendengar kebanyakan tokoh kalangan modernis, menganggap peringatan Maulid Nabi SAW. adalah suatu hal yang dianggap baru atau bid’ah. Sebagai pedoman, kelompok modernis yang dimaksud adalah kelompok Salafi Wahabi. Kelompok modernis ini dipengaruhi oleh pemikir pembaharu Islam, Muhammad bin Abdul Wahhab (1701-1793 M). Gagasan-gagasannya dibawa oleh para pelajar Indonesia yang belajar di Arab Saudi, lalu mengembangkannya di tanah air.

Kelompok Muslim Modernis ini bisa juga dikatakan sebagai kelompok puritan. Semua hal yang tidak ada di Alquran dan as-Sunnah adalah sesuatu hal yang tidak dapat dibenarkan. Seperti tradisi yang sudah ada di kelompok Muslim Post-Tradisional dipersoalkan, hingga mengeluarkan dalil-dalil sebagai penguat argumentasi. 

Page 1 of 2
12Next
Tags: maulid nabiModernismeMuslim Post-TradisionalNabi Muhammad SawPost-TradisionalismeSalafi Wahabi
Previous Post

Profil Kiai Chusen Jenu, Kiai Wira’i dari Bumi Wali (2)

Next Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 007

Syahril Mubarok

Syahril Mubarok

Netflix dan Kopi Hitam

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Bulletin Jumat Al-Wasathy | Edisi 007

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 007

Akar Historis Kelompok Radikal Di Dalam Islam - Khawarij

Akar Historis Kelompok Radikal di dalam Islam (5)

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.