Bulan Rabiul Awwal dalam kalender Islam, merupakan bulan yang sangat istimewa. Di bulan ini juga lahir ‘Sang Pembawa Risalah’, Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia, peringatan kelahiran Nabi SAW. atau bisa disebut ‘Maulid’ atau ‘Maulud’ menjadi tradisi yang tak terpisahkan dari ruh Islam Nusantara. Yang menarik, beberapa dekade yang lalu, ada kelompok Islam yang baru menyoal tradisi yang sudah turun temurun ini.
Rabiul Awwal dalam istilah kalender Jawa disebut ‘Mulud’. Sedangkan Mulud adalah derivasi dari kata Mawlīd, atau kelahiran.Di beberapa belahan wilayah Indonesia, mayoritas Muslim menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. dengan gembira.
Ada beberapa cara unik di berbagai daerah dalam merayakan Maulid Nabi SAW. Seperti Endog-endogan di Banyuwangi, Grebeg Maulid di Solo Jawa Tengah, Walima di Gorontalo, dan masih banyak di daerah lain. Penulis disini meminjam istilah Post-Tradisionalisme dari kalangan anak muda NU untuk menggambarkan masyarakat Islam yang tradisionalis.
Post-Tradisionalisme Islam secara historis dan leksikal, memang belum ada sumber yang jelas kapan dan pengertiannya di Indonesia. Kemunculan gagasan Post-Tradisionalisme sangat dipengaruhi dengan pemikiran bahwa tradisi ataupun turāts memang harus dipertahankan dan sebagai referensi, namun cara membacanya perlu ditinjau ulang.
Melihat itu, kita bisa melihat bagaimana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. di Indonesia, telah menjadi identitas yang khas bagi masyarakat Muslim. Para penyebar Islam di Nusantara memiliki cara tersendiri untuk mengakulturasi budaya lokal. Tanpa menghilangkan asal budaya tersebut, hanya memodifikasi dengan ajaran-ajaran Islam dan sikap penghormatan kepada Nabi SAW.
Perubahan dari era Tradisional menuju Post-Tradisional (meskipun ada yang menyebut sama) adalah hal yang wajar. Mereka menjunjung tinggi dan menjaga peninggalan orang-orang terdahulu, dengan merepresentasikannya sesuai zaman. Beberapa abad kemudian, tradisi-tradisi kelompok Post-Tradisional ini menemui lawan.
Islam Post-Tradisional VS Islam Modernis
Kita masih mendengar kebanyakan tokoh kalangan modernis, menganggap peringatan Maulid Nabi SAW. adalah suatu hal yang dianggap baru atau bid’ah. Sebagai pedoman, kelompok modernis yang dimaksud adalah kelompok Salafi Wahabi. Kelompok modernis ini dipengaruhi oleh pemikir pembaharu Islam, Muhammad bin Abdul Wahhab (1701-1793 M). Gagasan-gagasannya dibawa oleh para pelajar Indonesia yang belajar di Arab Saudi, lalu mengembangkannya di tanah air.
Kelompok Muslim Modernis ini bisa juga dikatakan sebagai kelompok puritan. Semua hal yang tidak ada di Alquran dan as-Sunnah adalah sesuatu hal yang tidak dapat dibenarkan. Seperti tradisi yang sudah ada di kelompok Muslim Post-Tradisional dipersoalkan, hingga mengeluarkan dalil-dalil sebagai penguat argumentasi.