Alhamdulillah, islamina.id hadir dengan bulletin Jum’at rutin yang dapat dibaca oleh kaum muslimin seluruh Indonesia. Bulletin Jum’at ini merupakan kerjasama islamina.id dengan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dalam rangka membumikan nilai dan ajaran moderasi Islam di tengah masyarakat.
Bulletin Jum’at Al-Wasathy edisi kali ini dengan judul “Moderasi Beragama Sebagai Jalan Terbaik dalam Berislam”
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan untuk mewujudkan moderasi dan keseimbangan dalam semua perkara kehidupan agama dan dunia. Islam adalah perantara antara merawat hak-hak individu dan hak-hak masyarakat. Moderasi Islam berupaya mewujudkan keseimbangan dalam kehidupan spiritual dan material manusia sesuai dengan fitrah yang diciptakan Allah, mewujudkan keseimbangan dalam memahami corak alam nyata dan alam gaib, serta berinteraksi berdasarkan pemahaman yang seimbang itu; karena Islam adalah agama yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan jiwa dan raga secara seimbang.
Moderasi Islam tercermin dalam ajakannya kepada jalan yang lurus (al-shirâth al-mustaqîm), yaitu jalan Allah yang menjamin hak-hak asasi manusia, kebaikan, keadilan, petunjuk, dan cinta kasih, serta membawa kebahagiaan, ketenangan dan stabilitas bagi masyarakat. Itu semua dengan cara dan metode bijak dan rasional yang diperintahkan Allah sebagaimana ditegaskan di dalam firman-Nya, “Serulah [manusia] ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik,” [QS. al-Nahl: 125].
Di antara ciri-ciri moderasi Islam yang paling menonjol adalah: keseimbangan antara hal-hal yang tetap (al-tsawâbit) dan hal-hal yang berubah (al-mutaghayyirât), keseimbangan antara teks (al-nushûsh) dan tujuannya (al-maqâshid), seruan untuk bersikap toleran dan hidup berdampingan dengan orang lain, dakwah dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dialog dengan kebaikan, kerjasama dalam hal-hal yang disepakati, toleransi dalam perbedaan, merangkul tanpa memukul, mengasihi tanpa menyakiti, menghormati tanpa mencaci-maki, berfokus pada nilai-nilai kemanusiaan seperti keadilan, musyawarah dan kebebasan, serta menjauhi sikap berlebihan dalam keyakinan, perkataan dan perbuatan.