Islamina.id – Tawassul atau wasilah merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Al-Qur’an memerintahkan kepada umat islam untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW dalam perilaku, sikap, akhlak kepribadiannya.
Hal ini sebagai bukti kecintaan dirinya kepada Allah SWT.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا (64)
Artinya:
Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin 0Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS: an-Nisa’ 64)
Menurut imam ar-Razi dalam tafsirnya Mafatih al-Ghaib menjelaskan bahwa sebab-sebab turunnya ayat ini adalah tentang prilaku orang-orang munafik yang telah mendhalimi dirinya sendiri dengan memutuskan hokum dengan didasari kepada berhala serta menjauhi mengikuti Nabi Muhammad.
Kemudian mereka menyesali perbuatannya dan bertaubat atas kesalahannya serta dibuktikan dengan meminta ampunan kepada Tuhan (istighfar) dan ditambah dengan permintaan ampunan dari Nabi untuk dirinya maka akan diampuni oleh Allah.
Sedangkan menurut Imam Nawawi dalam tafsirnya Marah Labid li Kasyfi Ma’na al-Qur’an al-Majid menjelaskan bahwa tak ada seorang rasul yang diutus oleh Allah kecuali diperintahkan kepada umatnya untuk selalu mentaatinya. Ketaatan kepada rasul sebagai bukti dirinya telah melakukan ketaatan kepada Allah Dzat yang mencipta makhluk-Nya.
Ayat ini juga menegaskan bahwa orang munafik yang awalnya tak mau mengikuti perintah Nabi Muhammad kemudian bertaubat dengan menyesali perbuatan yang telah mereka lakukan serta berharap syafa’at dari Nabi maka Allah menerima taubatnya.
Ibnu Abbas berpendapat bahwa salah satu amalan yang dapat menghapus dosa adalah meminta didoakan oleh Nabi Muhammad agar dosa terampuni.
Sedangkan menurut Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam at-Tafsir al-Munir menjelaskan bahwa permintaan ampunan atau istighfar dari Nabi merupakan bentuk syafaat beliau kepada umatnya yang telah berbuat kesalahan yang merupakan cara agar dikabulkan oleh Allah SWT.
Baca selengkapnya di sini