Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
Hakikat Puasa Ramadhan

Hakikat Puasa Ramadhan

Hakikat Puasa Ramadhan

Ahmad Halim by Ahmad Halim
26/04/2022
in Kolom, Tajuk Utama
8 1
0
9
SHARES
172
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Dikutip dari buku “Kumpulan Kisah Teladan” karya M. Hasballah Thaib dan Zamakhsyari Hasballah diceritakan bahwa Nabi Musa AS saat berjalan menuju Bukit Sinai tempat ia menerima perintah Allah SWT bertemu seorang A’bid (Ahli Ibadah) yang telah beribadah selama 350 tahun tanpa sedikit pun melakukan perbuatan dosa (baik kecil apalagi besar).

A’bid itupun ingin mengetahui di surga tingkat mana ia akan ditempatkan Allah SWT. Namun, betapa kagetnya ia saat Nabi Musa AS menyampaikan kepada dirinya bahwa ia akan ditempatkan ke dalam neraka yang paling dalam oleh Allah SWT, kemudian seraya berdoa “ Yaa Allah aku rela dimasukan ke dalam nerakamu yang paling dalam. Namun, aku mohon setelah tubuhku dimasukan ke dalam api neraka, maka jadikanlah tubuhku membesar sebesar-besarnya agar tidak satu orang pun yang bisa masuk ke dalam nerakamu”.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Atas doanya tersebut, Allah pun merubah keputusannya yang tadinya akan dimasukan ke dalam neraka, berubah menjadi surga. Nabi Musa yang diberi keistimewaan bisa berdialog dengan Allah pun bertanya mengapa demikian. Allah pun menjawab bahwa sang A’bid awalnya hanya memikirkan diri sendiri (egoistis) dengan beribadah terus-menerus. Kemudian, ia berdoa dengan setulus hati ingin menyelamatkan orang-orang yang seperti dirinya dengan rela mengorbankan tubuhnya masuk ke dalam api neraka. Seketika itu surga adalah tempat yang paling tepat bagi dirinya karena tidak lagi egoistis, tetapi memikirikan kepentingan orang lain.

Kisah tersebut seharusnya membuka mata kita (khususnya umat Islam) yang saat ini sedang menjalankan ibadah puasa bahwa dalam menjalankan rukun Islam yang ketiga, umat Islam tidak boleh hanya sebatas menahan lapar dan dahaga, akan tetapi harus juga memperhatikan lingkungan sosial atau orang sekitar.

Hakikat Puasa

Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam al-Ghazali membagi tiga tingkatan orang berpuasa di bulan Ramadan. Pertama, puasa umum (shaum al-’umum) atau bisa dikatakan puasa orang awam, yaitu menahan perut (lapar dan dahaga) dan kemaluan dari memenuhi kebutuhan syahwat. Orang yang berpuasa di level ini secara praktek hanya menahan rasa haus dan lapar sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda “Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i).

Lalu kedua, puasa khusus (shaum al-khushush), yaitu menahan telinga, lisan, tangan, kaki, dan semua anggota tubuh dari perbuatan dosa. Seseorang yang berpuasa pada level ini akan memberikan dampak perubahan khususnya pada diri sendiri dan umumnya lingkungan sosial. Sebab, berkat menahan diri (telinga, lisan, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya) tersebut perbuatan-perbuatan dosa (baik dosa kepada diri sendiri maupun orang lain) dapat terhindari.

Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya puasa itu bukan menahan dari makan dan minum saja, puasa yang sebenarnya adalah menahan dari laghwu (ucapan sia-sia) dan rafats (ucapan kotor). Maka, jika seseorang mencacimu atau berbuat tindakan kebodohan kepadamu, katakanlah, ’Sesungguhnya aku sedang berpuasa” (HR Ibnu Khuzaimah).

Page 1 of 2
12Next
Tags: hikmah puasaPuasapuasa ramadhanRamadanRamadhanTingkatan Puasa
Previous Post

Benci Pada Pemimpin Bisa Jadi Awal SeseorangTerpapar Radikalisme

Next Post

Ramadan, Lebur Akhlak Buruk, Saling Berbagi, dan Virus Kebencian

Ahmad Halim

Ahmad Halim

Kader NU Jakarta Utara

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
KH Ali M Abdillah

Ramadan, Lebur Akhlak Buruk, Saling Berbagi, dan Virus Kebencian

thumbnail bulletin jumat edisi 23

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 023

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.