Alhamdulillah, islamina.id hadir dengan bulletin Jum’at rutin yang dapat dibaca oleh kaum muslimin seluruh Indonesia. Bulletin Jum’at ini hadir dalam rangka membumikan nilai dan ajaran moderasi Islam di tengah masyarakat.
Bulletin Jum’at Al-Wasathy edisi kali ini dengan judul “Idul Fitri, Memulangkan Kemanusiaan”
Beberapa hari lagi, Ramadan berpisah, Syawal menyambut. Setelah mengasah dan mengasuh jiwa selama satu bulan, kita memasuki babak baru yang ditandai dengan kegembiraan, suka cita, tidak hanya secara lahiriah, namun juga batin. Babak baru tersebut ditandai dengan Idul Fitri.
Menarik jika kita memperhatikan kata Idul Fitri. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikannya sebagai hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Arti kata tersebut seringkali kita kenal sebagai arti terminologis. Sementara arti filosofis tidak dapat kita temukan dalam arti terminologis tersebut.
Filosofi penggunaan kata Idul Fitri, baru kita temukan dalam bahasa sumber. Kata Idul Fitri terambil dari 2 kata, ‘id dan fithr. ‘Id yang sering diartikan sebagai hari kegembiraan, hari raya, terambil dari akar kata yang berarti kembali, kembali ke tempat atau keadaan semula. Ini berarti bahwa sesuatu yang kembali, pada mulanya berada di suatu tempat atau suatu keadaan, kemudian meninggalkan tempat atau kondisi tersebut, lantas ia kembali ke tempat atau keadaan semula.