Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kolom
pendidik

Menegaskan Kembali Peran dan Tanggung Jawab Seorang Pendidik

Menegaskan Kembali Peran dan Tanggung Jawab Seorang Pendidik

Saidun Fiddaraini by Saidun Fiddaraini
29/06/2022
in Kolom, Tajuk Utama
3 0
0
3
SHARES
64
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Di tengah hiruk pikuk kehidupan masyarakat Indonesia dengan beragam persoalan yang menimpa; kekerasan bernuansa SARA, perilaku intoleransi, krisis akhlak, dll., eksistensi pendidikan menjadi urgen. Mengapa? Karena pendidikan merupakan suatu proses yang dapat mengubah sikap dan tata laku seseorang, atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Maka tidak heran, jika banyak masyarakat maupun negara yang menaruh harapan besar terhadap pendidikan. Selain karena diyakini dapat melahirkan generasi yang unggul, berkarakter serta berakhlak mulia, juga mampu memegangi/menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa. Dengan pendidikan, bisa dipastikan bahwa setiap individu anak didik memiliki kepribadian yang luhur, bermartabat, dan berintegritas.

BacaJuga

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 dinyatakan, bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Ini berarti, pendidikan tidak hanya mengajarkan proses bagaimana seorang anak didik memperoleh dan memahami suatu ilmu pengetahuan. Namun lebih dari itu, yakni mendidik anak menjadi pribadi yang berkarakter, berakhlak mulia, dan sebagainya. Itulah mengapa, pendidikan dijadikan sebagai ujung tombak dalam membangun masa depan bangsa lebih cerah dan gemilang. Sebesar apapun peradaban sebuah bangsa tanpa ditopang dengan pendidikan yang memadai, maka akan runtuh bak ditelan bumi.

Berbanding terbalik dengan realitas objektif di lapangan dimana kondisi pendidikan kita saat ini cukup memprihatinkan. Ada sekian banyak peserta didik yang telah terbukti melakukan tindakan amoral, seolah tak mencerminkan seorang berpendidikan. Misalnya, tawuran dengan sesama pelajar, tindak kekerasan, bahkan terhadap guru sendiri mereka tak segan-segan melakukannya. Ini berarti, moral, etika, dan akhlak peserta didik kita sangat rendah juga semakin terkikis dari waktu ke waktu.

Ironi ini tidak hanya terjadi pada peserta didik, melainkan juga seorang guru. Kasus demi kasus telah banyak kita lihat – baik di media massa maupun realitas kehidupan – ada oknum guru yang berbuat tidak senonoh terhadap anak didiknya. Miris dan tidak patut dicontoh karena perbuatan tidak mencerminkan profesinya sebagai seorang pendidik. Mestinya, ia memberi teladan yang baik kepada anak didik. Bukan malah sebaliknya.

Adalah wajar jika anak didik melakukan perbuatan serupa sebab gurunya pun demikian. Apapun yang dilakukan seorang guru – baik berupa perkataan ataupun perbuatan – akan menjadi cerminan bagi anak didik. Jika perbuatan dan perkataan guru baik, maka anak didik pun demikian. Sebaliknya, jika negatif tentu sudah jelas. Saya sependapat dengan salah satu adagium yang sudah masyhur di lingkungan pendidikan, bahwa guru itu adalah “orang yang digugu dan ditiru”.

Fenomena ini menunjukkan kenyataan dan pengalaman sangat pahit yang tidak bisa ditampik oleh dunia pendidikan. Pendidikan yang digadang-gadang sebagai ujung tombak, seakan tengah dianggap gagal dalam mendidik akhlak dan moral – baik peserta didik maupun pendidik itu sendiri. Tentunya orang-orang akan bertanya-tanya mengapa hal demikian bisa terjadi? Bukankah pendidikan adalah instrumen paling tepat dan efisien membentuk kepribadian seseorang?

Page 1 of 2
12Next
Tags: Generasi UnggulgurupendidikPendidikanTanggung Jawab Guru
Previous Post

Khilafatul Muslimin dan Halusinasi Kebangkitan Khilafah

Next Post

Mimbar Agama, Ideologisasi, Agitasi, dan Polisasi, Ini Kata Ketua Umum ADDI

Saidun Fiddaraini

Saidun Fiddaraini

Alumni PP. Nurul Jadid, Paiton dan sekarang mengajar di PP. Zainul Huda, Arjasa, Sumenep.

RelatedPosts

Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”
Kolom

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
iran
Kolom

Iran, Akan menjadi panutan baru bagi dunia Islam?

23/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Dr Moch Syarif Hidayatullah

Mimbar Agama, Ideologisasi, Agitasi, dan Polisasi, Ini Kata Ketua Umum ADDI

thumbnail bulletin jum'at al-wasathy 031

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 031

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.