Pertama, dalam konsepsi kejawen, motif batik banyak berisi konsep spiritual. Hal ini diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol. Di belahan daerah lain juga memiliki kandungan filosofis sesuai dengan tempat produksinya (Diyah dkk, 2014). Bahkan, di beberapa tempat ada cara membatik yang harus didahului dengan ritual tertentu, seperti membaca mantra atau berpuasa terlebih dahulu.
Kedua, dalam konsepsi Islam. Silahkan dilihat motif batik Rifa’iyah, yang menghindari unsur penggambaran binatang dan manusia. Terdapat filosofi dari ajaran Syaikh Ahmad Rifa’i dalam motif batiknya. Motif Pelo Ati, yang “agar tehindar” dari penggambaran syirik, motifnya dibuat dengan ilustrasi kepala ayam terpenggal dari tubuhnya. Makna mendalam lainnya ampela burung digambarkan di luar tubuh burung (Bulan, 2015).
Ampela sebagai tempat kotoran dan harus dibuang. Ampela diibaratkan sifat buruk manusia yang harus dihilangkan. Kitab Tarajumah menyebutkan tentang sifat-sifat buruk manusia yaitu Ḥubbu al-Dunya (cinta dunia), Thama’ (rakus), Itba’ al-Hawa (menuruti hawa nafsu), ‘Ujub (sombong), Riya’ (pamer), Takabbur (sombong), Hasud dan Sum’ah.
Dari berbagai konsepsi diatas, tidak menjadi masalah selama motif batik yang dipakai tidak menyalahi Islam. Dalam arti bermotif apa saja dan tidak mengganggu unsur kebudayaan lain. Komposisi bahan untuk membuat batik juga dari bahan-bahan yang halal dan ramah lingkungan. Batik masih menjadi sarana syi’ar Islam hingga kini dalam paduan budaya.
Baca Juga:
Strategi Sunan Ampel Menekan Tradisi Mabuk
Referensi
- Iskandar & Kustiyah, Eny. “Batik Sebagai Identitas Kultural Bangsa Indonesia di Era Globalisasi”. Jurnal GEMA, thn xxx/52/Agustus 2016 – Januari 2017.
- Sularso. 60 Tahun Gabungan Koperasi Batik Indonesia. (Jakarta, 2009).
- Priyanto, Sony Heru, dkk. Batik dan Batikan. (Griya Media: UKSW, 2016).
- Prizilla, Bulan. Revealing Decoration of Batik Pelo Ati. diakses dari https://io.telkomuniversity.ac.id/revealing-decoration-of-batik-pelo-ati/
- Wahyuningsih, Diyah, dkk. Sejarah Batik di Jawa Tengah. (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi JATENG, 2014).