Islamina.id – Para Ulama’ atau Ilmuwan pasti pernah merasakan masa-masa saat belajar, berdiskusi, berdebat, bahkan pernah membahas masalah yang sangat pelik dalam mencari jawabannya. Begitu juga Kholil bin Ahmad al-Farahidi seorang Ulama’ yang dikenal pakar Bahasa Arab yang lahir pada tahun 100 H. dan wafat di Basrah pada tahun 173 H.
Suatu ketika Khalil bin Ahmad ditanya seseorang tentang kunci kesuksesan dalam belajar. Lantas ia menjawab: “Ketika saya bertemu dengan seorang Alim UIama’ maka saya mengambil hikmah darinya serta memberikan sesuatu kepadanya,”tuturnya.
Imam Mawardi dalam Adab Ad-Dunya wa ad-Din juga mengutip petuah dari Khalil bin Ahmad agar pengetahuan yang telah didapatkan dari membaca buku dijadikan modal berharga dalam mengembangkan ilmunya.
اﺟﻌﻞ ﻣﺎ ﻓﻲ اﻟﻜﺘﺐ ﺭﺃﺱ اﻟﻤﺎﻝ، ﻭﻣﺎ ﻓﻲ اﻟﻘﻠﺐ اﻟﻨﻔﻘﺔ
Jadikanlah isi dalam buku-buku sebagai modalmu, dan yang ada di hati sebagai nafkahmu.
Baca juga: Tahukah Kamu Istilah Mursyid?Ini Penjelasannya
Setelah menyelesaikan belajar, seseorang sebaiknya mengamalkan dan menyebarkan ilmunya agar tak cepat hilang. Dalam hal ini beliau berpesan:
اﺟﻌﻞ ﺗﻌﻠﻴﻤﻚ ﺩﺭاﺳﺔ ﻟﻌﻠﻤﻚ، ﻭاﺟﻌﻞ ﻣﻨﺎﻇﺮﺓ اﻟﻤﺘﻌﻠﻢ ﺗﻨﺒﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻟﻴﺲ ﻋﻨﺪﻙ.
Jadikanlah Apa yang kau ajarkan sebagai pembelajaran dirimu, serta jadikan diskusi murid-muridmu sebagai tolak ukur pengetahuanmu.
Dari sini dapat dipahami bahwa kunci kesuksesan Khalil bin Ahmad adalah dengan memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan bertanya, berdiskusi dengan para pakarnya, serta selalu memberikan penghargaan kepada orang yang telah mengajarinya. Begitu juga mengamalkan dan menyebarkan ilmu yang sudah ia dapatkan sebagai kunci sukses menjadi seorang ilmuwan.
Pentingnya Menghormati Guru dan Ilmu Pengetahuan
Akhir-akhir ini banyak murid berani membully bahkan mengancam gurunya disebabkan kurang terima saat gurunya mencoba mendisiplinkan atau sedang mengingatkan muridnya supaya tak tidur saat pelajaran. Sungguh ini perbuatan yang tak beradap, bagaimana ia bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat?kalau muridnya berani menantang duel gurunya.
Menyikapi fenomena ini, Islam mengajarkan etika sopan santun kepada siapapun baik etika kepada Allah sebagai Tuhan semesta alam juga diperintahkan kepada sesama umat manusia terutama kepada orangtua yang telah melahirkan dan merawatnya.
Di zaman yang serba canggih ini, untuk mengakses data, baik yang berkaitan dengan hukum sebuah permasalahan atau problematika kehidupan harus hati-hati, tak asal mendengar ceramah dari youtube, atau membaca sebuah artikel, sudah berani mengeluarkan sebuah fatwa hukum, atau sudah merasa paling menguasai segala-galanya.
Hal ini bertujuan agar terhindar dari pemahaman yang dangkal atau pun pemahaman yang setengah-setengah, maka diperlukan belajar langsung, walaupun secara online dengan seorang guru yang akan mengarahkan ke jalan kebenaran, serta menambah keberkahan ilmunya, semakin berkembang, dan banyak manfaatnya.
Perintah untuk hormat, juga ditujukan kepada guru yang telah mengajarkan ilmu dan mendidik sehingga dirinya menjadi orang yang terhormat. Hormat kepada guru merupakan kunci keberhasilan dalam menuntut ilmu. Kenapa demikian?alasannya adalah mereka sebagai wasilah atau perantara dalam mentransformasi ilmu kepadanya. Tanpa adanya jasa mereka niscaya manusia akan selalu dalam kebodohan bahkan tersesat arah tujuannya.