Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Kajian
Nasehat Untuk Pemuda Dan Pemudi Islam

Nasehat Untuk Pemuda Dan Pemudi Islam

Adab Terhadap Guru dan Ilmu Pengetahuan

Moh. Afif Sholeh, M.Ag by Moh. Afif Sholeh, M.Ag
18/02/2021
in Kajian, Tajuk Utama
11 1
0
12
SHARES
234
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Agama islam menekankan kepada umat manusia supaya menghormati gurunya walau status sosial di masyarakat lebih rendah atau lebih muda usianya karena memang mereka pantas dimuliakan. Hal ini sesuai penjelasan imam Al Ajurry dalam kitab Akhlakul Ulama yang berbunyi:

وَأَمَّا تَوَاضُعُهُ لِلْعُلَمَاءِ فَوَاجِبٌ عَلَيْهِ , إِذْ أَرَاهُ الْعِلْمَ ذَلِكَ

BacaJuga

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Adapun sikap tawadhu’ atau rendah hati kepada ulama hukumnya wajib, alasannya dikarenakan seorang guru telah mengenalkan ilmu kepadanya.

Baca juga: Ijtihad dalam Upaya Menafsir Ulang Al-Qur’an

Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa seorang murid harus berbakti dan menghormati kepada guru yang pernah mengajarkan ilmu, petuah, nasehat kehidupan maupun yang lain sebagai kunci kesuksesan dan kemanfaatan ilmu yang ia miliki.

Maka dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang guru kalau ingin dihargai dan dihormati oleh murid-muridnya maka harus mampu bersikap bijaksana dan patut dijadikan idola bahkan panutan di dunia nyata. Begitu juga murid harus menghargai gurunya sebagai pendidik, sebagai orang yang berjasa besar terhadap masa depannya.

Pentingnya Mengetahui Keutamaan Ilmu

Ilmu ibarat sebuah lentera yang mampu menerangi kegelapan dan orang yang memilikinya seharusnya mampu menerangi dirinya sendiri terlebih dahulu dan orang sekitarnya sehingga mampu menerangi atau menuntun ke jalan yang sesuai koridornya. Bila ilmu yang didapatkan tak mampu merubah keadaan dirinya maka ia tak akan mendapatkan buahnya, karena buahnya ilmu itu mengamalkannya. 

Imam al-Asfihani dalam Makarim as-Syariah menjelaskan bahwa keutamaan ilmu dapat diketahui melalui dua hal, yaitu: Pertama, Kemuliaan bagi pemiliknya, orang yang memiliki ilmu akan dihargai oleh orang lain  bila ia mampu mengamalkan ilmu dan menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia. Kedua, mampu mempertanggungjawabkan argumen ilmiah terhadap pernyataan atau jawaban yang ditujukan kepadanya. Hal ini sangat penting karena seorang ahli ilmu bila tak didukung dengan ilmu maka jawabannya akan menyesatkan orang lain.

Seorang pelajar, santri, Kyai, Ulama’  atau para akademisi harus mampu mempertanggungjawabkan diri didepan khalayak umum sehingga masyarakat tak ada keraguan lagi dalam mengikuti dirinya, karena ahli ilmu sebagai panutan dalam menyelesaikan permasalahan yang berkembang di masyarakat.

Tips agar mendapatkan Keberkahan Ilmu

Ilmu sebagai penuntun prilaku manusia agar hidupnya mulia. Untuk mendapatkan keberkahan ilmu yang bermanfaat dibutuhkan kesabaran yang tinggi serta kerendahan hati sebagai pancaran dari ilmu. Dalam kitab Adzariah ila Makarim as-Syariah, Raghib al-Asbihani menjelaskan bahwa ada tiga hal untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat, yaitu:

Pertama, membersihkan diri dari segala perilaku yang kurang terpuji. Akhlak yang baik sangat dibutuhkan karena sebagai tanda kebaikan seseorang dan dari hasil ilmu yang telah didapatkan. Ibarat ladang yang siap ditanami biji-bijian, maka harus dibersihkan dari hama dan rumput yang mengganggu. 

Kedua, tak terlalu menyibukkan diri dalam urusan duniawi. Bekerja merupakan sebuah keharusan untuk mencukupi kebutuhan, namun luangkan waktu untuk selalu menambah ilmu pengetahuan agar tak ketinggalan informasi, serta selalu mencari  inovasi  agar hidupnya selalu bervariasi.

Ketiga, menghilangkan sikap angkuh, arogan kepada siapapun, terutama kepada gurunya, ataupun kepada ilmunya, karena seseorang tak akan mendapatkan keberkahan ilmu jika dalam dirinya ada sedikit kesombongan, ia merasa sudah cukup ilmunya sehingga dengan mudah meremehkan orang lain.

Hal-hal ini merupakan kunci keberhasilan dalam belajar guna mendapat ilmu yang berkah yang dapat menjadikan hidupnya semakin terarah dan tak salah arah sehingga menjadi manusia yang tak mudah marah.

Page 2 of 2
Prev12
Tags: adabetika muridguruilmusyaih
Previous Post

Ijtihad dalam Upaya Menafsir Ulang Al-Qur’an

Next Post

Api Nasionalisme Putra Bangsa Indonesia di Makkah

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Moh. Afif Sholeh, M.Ag

Seorang penggiat literasi dan penikmat kopi

RelatedPosts

dekonstruksi di era digital
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (2) : Menunda Kebenaran, Meluaskan Perspektif

26/07/2025
Peran Media Sosial Dalam Mewujudkan Siswa Toleran
Kajian

Dekonstruksi “Rezim Kebenaran” di Era Digital (1) : Bagaimana Cara Anak Muda Menyelamatkan Akal Sehatnya

22/07/2025
edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
Next Post
Api Nasionalisme Putra Bangsa Indonesia Di Makkah

Api Nasionalisme Putra Bangsa Indonesia di Makkah

Belajar Kerukunan Dari Kiai Sya’roni Ahmadi Kudus

Belajar Kerukunan dari Kiai Sya'roni Ahmadi Kudus

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    255 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.