Jumat, Agustus 22, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Peradaban
Belajar Tepa Salira dari Kota Kudus

Belajar Tepa Salira dari Kota Kudus

Belajar Tepa Salira dari Kota Kudus

Hasan Daulah by Hasan Daulah
11/04/2022
in Peradaban, Tajuk Utama
11 1
0
12
SHARES
232
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Kudus dulunya bernama Tajug yang posisinya ada di antara Selat Muria. Pada waktu itu Selat Muria sendiri masih menjadi pemisah antara pulau Jawa dengan Muria, dan salah satu kota di pulau tersebut adalah kota Tajug yang berada di tepi sungai Gelis. Dinamai Tajug karena  memiliki banyak Tajug. 

Tajug sendiri adalah bentuk atap arsitektur yang sangat kuno dan keramat. Tajug juga digunakan sebagai tempat sembahyang oleh masyarakat keagamaan Hindu. Selain itu kota Tajug sudah lama menjadi pusat perdagangan tetapi posisi kota Tajug yang jauh dari selat Muria tidak adanya pelabuhan yang begitu besar. Sehingga ia harus menggunakan Tanjung Karang yang merupakan pelabuhan kecil sebagai tempat transit untuk melanjutkan perjalanan menuju Jepara, Demak dan Juwana. 

BacaJuga

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

Komoditas utama ekspor pelabuhan Tanjung Karang adalah kayu yang berasal dari alam Muria selain itu juga pedagang yang berasal dari Timur tengah, Tiongkok. Sedangkan pedagang asal Nusantara menjual diantaranya kain, barang pecah belah dan pertanian dari hasil masyarakat kota Tajug.

Pada saat itulah para penyebar Islam berdatangan ke kota Tajug selain juga berdagang mereka juga syiar agama seperti yang dilakukan Kiai Telingsing yang datang dari etnis Tionghoa ahli dalam bidang ukir, melukis serta terkenal dengan lukisan pulau motif Dinasti Sung dari Tiongkok. 

Kiai Telingsing hadir di Kota Kudus lebih dulu dari pada sunan Kudus namun kedua sama-sama menyebarkan agama Islam. Pada masa Kiai Telingsing animo masyarakat masih terbilang sedikit, setelah datangnya sunan Kudus ke kota Tajug masyarakat yang dulunya masih mayoritas memeluk agama Hindu dengan cara pendekatan dan tepa salira oleh Sunan Kudus sedikit demi sedikit mulai mengikuti ajaran Islam.

Tepa salira adalah suatu bentuk rasa tenggang rasa di mana saling menghormati, tidak menyalahkan apa yang menurut kita tidak sama dengan kita, misalnya hubungan baik agama umat Islam dengan umat Hindu pada zaman dahulu. Sunan Kudus telah mencontohkan sikap toleransi tersebut karena dengan hidup ber tepa salira  kita bisa hidup berdampingan dengan baik

Kiai Telingsing dan Syeh Ja’far Shadiq (Sunan Kudus) keduanya adalah penyebar agama Islam di kota Kudus dan memiliki peran masing-masing. Kiai Telingsing yang ahli dalam bidang seni ukir  membuat sunan Kudus tertarik untuk mempelajari, sedangkan sunan Kudus yang ahli dalam bidang akidah membuat Kiai Telingsing ingin lebih tahu soal agama Islam jadi keduanya memiliki hubungan yang baik dan saling belajar satu sama lain. Pada masa akhir hayat Kiai Telingsing mencari ganti dan terpilihlah sunan Kudus sebagai gantinya untuk meneruskan ajaran agama Islam di kota Tajug. 

Sunan kudus yang sebelumnya adalah sebagai Senopati di kerajaan Demak, selain juga menjadi Senopati sunan Kudus juga sebagai imam masjid agung masjid Demak serta menjadi Qadhi atau hakim di kerajaan Demak karena beliau sangat menguasai ilmu keagamaan yang sangat mumpuni, hingga akhirnya ia memutuskan untuk melepaskan jabatannya di kerajaan Demak dan lebih memilih untuk berdakwah di kota Kudus. Sunan Kudus dalam menyebarkan agama Islam sangat mementingkan unsur kehormatan kepada warga setempat. Hal itu dilakukan supaya Islam datang tidak membawa masalah dan kekerasan namun sebaliknya sunan Kudus berdakwah secara pelan-pelan dan santun seperti apa yang telah diajarkan oleh Baginda Rasulullah Saw dalam menyiarkan Islam, 

Page 1 of 2
12Next
Tags: Kota KuduskudusSunan KudusTajugTepa Salira
Previous Post

Terorisme dan Ancamannya untuk Negara Demokrasi

Next Post

Kekerasan dan Anarkisme di Ruang Publik Bukan Cara Masyarakat Beradab, Tapi Ciri Kelompok Ekstremisme

Hasan Daulah

Hasan Daulah

RelatedPosts

edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
sejarah maulid
Peradaban

Sejarah Perayaan Maulid Nabi di Nusantara: Dari Wali Songo hingga Tradisi Daerah

25/09/2024
Next Post
Brigjen Nurwakhid

Kekerasan dan Anarkisme di Ruang Publik Bukan Cara Masyarakat Beradab, Tapi Ciri Kelompok Ekstremisme

Perang Rusia Ukraina

Syariat Islam: Jagalah Tanah Air Agar Tidak Terjadi Perang

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.