Sebanyak apapun dosa yang dilakukan oleh manusia akan diampuni oleh Allah dzat yang Maha pengampun dengan syarat ada kesungguhan untuk memperbaiki diri serta tak mengulangi lagi kesalahan yang ia pernah lakukan.
Salah satu hal Allah tak mengampuni dosa hambanya disebabkan kemusyrikan kepada Tuhannya dengan membandingkan ataupun menyamakan kepada makhluknya.
Sebaik-baik hamba ialah yang mau bertaubat kepada Tuhannya serta mau berbuat kebaikan sebagai penghapus dosa maupun kesalahan yang telah ia lakukan.
Hal ini sesuai ayat yang berbunyi:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS. Hud: 114).
Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat tersebut mengajarkan kepada Nabi akan pentingnya shalat lima waktu sebagai salah satu rukun Islam.