Diantara Asmaul Husna (nama-nama yang baik) ada nama السلام (Dzat pemberi keselamatan) mengisyaratkan kepada kita bahwa Allah SWT menekankan kepada makhluknya agar senantiasa memberi kenyamanan dan keselamatan terhadap siapapun, sehingga terwujud masyarakat yang aman, tentram, jauh dari api permusuhan.
Nabi Sangat Peduli dengan Fakir Miskin
Sudah menjadi watak manusia senang akan harta kemewahan, bahkan selalu senang berkumpul dengan orang-orang kaya.
Hal ini sangat berbeda dengan karakter Nabi Muhammad yang selalu dekat dengan orang Fakir Miskin.
Dalam Al-Barzanji karya Syeh Ja’far digambarkan bahwa Nabi sangat mencintai orang Fakir dan Miskin. Beliau tak segan duduk dengan mereka serta menjenguk bila sedang sakit.
Ini merupakan kesantunan Nabi yang harus diikuti oleh Umatnya, sifat terpujinya selalu menginspirasi setiap orang agar selalu memperhatikan orang sekitarnya.
Tonton juga:
Abu Al-Lais as-Samarkandi dalam Tanbih al-Ghofilin mengutip perkataan Hatim az-Zahid yang menjelaskan bahwa:
“Barangsiapa yang mengaku cinta kepada Nabi, tapi tak mengikuti Sunnahnya berarti cintanya bohong. Barangsiapa yang mengaku ingin mendapatkan kedudukan atau derajat yang tinggi, tetapi tak mau bergaul dengan Fakir Miskin maka termasuk bohong pengakuannya.
Maka dari itu, adanya si kaya dan miskin untuk saling melengkapi, bukan untuk menyakiti. Seseorang disebut kaya gara-gara ada orang miskin, bila tak ada orang miskin maka ia tak akan disebut orang kaya.