Jumat, Oktober 10, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Peradaban
Ilustrasi Wali Songo

Ilustrasi Wali Songo

Cara Wali Songo Mendakwahkan Islam di Nusantara

Moh Rivaldi Abdul by Moh Rivaldi Abdul
15/03/2022
in Peradaban, Tajuk Utama
25 2
0
26
SHARES
519
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Rizem Aizid menjelaskan bahwa Sunan Kalijaga dalam berdakwah mampu mempertemukan Islam dengan tradisi Jawa. Sunan Kalijaga mengenalkan Islam kepada masyarakat dengan cara disampaikan sedikit demi sedikit, agar masyarakat yang waktu itu masih menganut Hindu-Buddha serta kepercayaan tradisional tidak kaget dan tidak menolak dakwahnya. Selain itu, Sunan Kalijaga juga menghindari cara-cara yang dapat menyinggung masyarakat yang belum Islam.

Dakwah Sunan Kalijaga umumnya dilakukan melalui media seni. Diketahui bahwa Sunan Kalijaga merupakan seorang dalang ulung yang sangat ahli dalam dunia seni wayang kulit. Selain itu, Sunan Kalijaga juga mahir memainkan gamelan dan pandai menyanyikan tembang Jawa. Seni-seni Nusantara tersebut oleh Sunan Kalijaga bukan ditolak, melainkan dimanfaatkan untuk media dakwah Islam. 

BacaJuga

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

Sunan Kalijaga paham betul bahwa masyarakat Jawa, yang menjadi objek dakwahnya, sangat tertarik dengan pertunjukan wayang dan tembang. Sehingga, dia pun memasukkan nilai-nilai Islam dalam cerita wayang kulit, dan menciptakan tembang yang sarat dengan pesan keislaman, seperti tembang Rumeksa ing Wengi dan Ilir-ilir. Dengan pendekatan demikian, pelan tapi pasti nilai-nilai Islam merasuk dalam diri masyarakat Jawa.

Selain fiqhul dakwah, para wali bahkan menerapkan fiqhul hikmah yang membuat Islam dapat diterima oleh semua kalangan, bahkan non-muslim sekalipun. Seperti sikap Sunan Kudus yang tidak mau menyembelih sapi–hewan yang dimuliakan Orang Hindu–untuk menghormati kepercayaan pemeluk Hindu. Padahal, sapi termasuk hewan yang halal untuk dikonsumsi, dan sangat digemari. Namun, untuk menghormati sesama umat beragama, maka Sunan Kudus tidak menyembelih sapi (bukan berarti mengharamkan).

Bahkan, dalam upaya menghormati kepercayaan pemeluk Hindu, sampai ada cerita yang berkembang tentang Sunan Kudus. Sebagaimana Kiai Agus Sunyoto menjelaskan bahwa Sunan Kudus tatkala berdakwah pernah tersesat dalam lembah hutan. Dan, Sunan Kudus menemukan sekawanan sapi. Dia pun mengikuti sapi-sapi itu, hingga menghantarkannya keluar dari hutan dan sampai di sebuah desa. 

Karena merasa berhutang budi kepada sapi-sapi itu, sehingga Sunan Kudus mewanti-wanti penduduk untuk tidak memakan daging sapi. Saat Idul Qurban pun dikisahkan yang disembelih Sunan Kudus bukan sapi melainkan kerbau. Dan, hingga saat ini, di Kudus tidak ada yang menjual makanan dari daging sapi, dengan alasan tidak berani melanggar larangan Sunan Kudus.

Sikap berdasarkan fiqhul hikmah para wali, membuat Islam yang berkembang di Nusantara adalah Islam ramah yang mampu menghargai perbedaan. Sehingga, Islam dapat menjadi agama yang kehadirannya mampu diterima oleh semua kalangan. Menjadi agama yang mendatangkan rahmat kedamaian dalam kehidupan masyarakat Nusantara yang heterogen.

Dengan strategi dakwahnya, para wali sukses menyebarkan Islam di Nusantara. Mereka mampu mencetak ulama-ulama yang tidak hanya mumpuni dalam keilmuan, namun juga komitmen mendakwahkan Islam. Membuat Islam menjadi agama yang tidak asing dan diterima oleh masyarakat Nusantara. Serta, membentuk wajah Islam ramah yang mampu menghargai perbedaan dalam keberagamaan masyarakat Nusantara.

Baca Juga: Wayang: Sempat Dilarang, Akhirnya Disayang

Page 2 of 2
Prev12
Tags: Islam NusantaraIslamisasiislamisasi nusantaraSunan AmpelSunan GiriSunan Kalijagawali allahWali Songo
Previous Post

LPOI/LPOK dan Komitmen Lawan Politisasi Agama

Next Post

Polemik Sertifikasi Halal: Kemenag Jalankan Amanatkan UU, MUI Pun Meradang

Moh Rivaldi Abdul

Moh Rivaldi Abdul

RelatedPosts

edisi desember 2024
Bulletin

Menuju Kematangan Hubungan Umat Beragama : Catatan Akhir Tahun

25/12/2024
Yang Penting Bukan Pengangguran
Kolom

Yang Penting (BUKAN) Pengangguran

04/12/2024
Islamina Edisi November 2024
Bulletin

Menghidupkan Kesyahidan Pahlawan

18/11/2024
Bulletin edisi oktober
Bulletin Islamina

Jihad Santri di Abad Digital

11/10/2024
maulid nabi
Kolom

Pribumisasi Makna Maulid Nabi di Nusantara: Harmoni Agama dan Budaya Lokal

27/09/2024
sejarah maulid
Peradaban

Sejarah Perayaan Maulid Nabi di Nusantara: Dari Wali Songo hingga Tradisi Daerah

25/09/2024
Next Post
Label Halal dari MUI ke BPJPH Kemenag

Polemik Sertifikasi Halal: Kemenag Jalankan Amanatkan UU, MUI Pun Meradang

patriarki perempuan

Perempuan dalam Genggaman Patriarki dan Agama

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

gerakan gen z

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (2)

13/09/2025
asia spring

Gelombang “Asia Spring”: Belajar Mengelola Gerakan Gen Z untuk Perubahan (1)

12/09/2025
Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

Rasulullah SAW Teladan dalam Segala Aspek Kehidupan

09/09/2025
hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    328 shares
    Share 131 Tweet 82
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    311 shares
    Share 124 Tweet 78
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    258 shares
    Share 103 Tweet 65
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.