Ini adalah hakikat puasa yang berdampak positif bagi lingkungan sosial. Namun ironisnya, puasa ramadan yang kita jalankan setiap tahunnya tidak memberikan dampak apa-apa. Sebab korupsi, peperangan, tawuran, fitnah, perzinahan, kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan, konsumsi minuman keras, narkoba, dan obat-obat terlarang, banjir bandang, dan lain sebagainya masih terjadi dimuka bumi ini.
Ketiga, puasa khusus untuk orang-orang khusus (shaum khushush al-khushush): menahan hati agar tak mendekati kehinaan, memikirkan dunia, dan memikirkan selain Allah SWT. Standar batalnya puasa bagi mereka sangat tinggi, yaitu apabila terbersit di dalam hati dan pikirannya tentang selain Allah, seperti cenderung memikirkan harta dan kekayaan dunia. Puasa pada level ketiga tersebut biasanya dilakukan oleh para kaum sufi, waliyullah dan para nabi.
Evaluasi diri
Puasa (ash-shiyam atau ash-shaum) secara bahasa berarti al-imsak yang bermakna ’menahan diri dari sesuatu’, tidak boleh dimaknai secara sempit yakni sebatas menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa yang bersifat jasmani, seperti makan, minum, dan hubungan biologis. Puasa haruslah dimaknai secara komperhensif yang bisa menimbulkan dampak positif bagi lingkungan sosial.
Sebab dengan merasakan rasa lapar dan dahaga yang bersifat sementara itu, diharapkan kita bisa merasakan beratnya rasa lapar permanen yang dirasakan oleh orang yang tidak punya cukup uang untuk membeli makanan.
Dampak yang diharapkan ialah kita mau membantu orang yang kekurangan dan tidak mau menimbulkan kesulitan atau kerusakan bagai orang lain dan lingkungan. Tidak bisa dimungkiri bahwa kerusakan yang telah tampak di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia yang tidak mampu menahan diri (QS Ar-Ruum [30]: 41).
Oleh karena itu, menjelang akhir bulan Ramadan ini, mari kita evaluasi diri berada dilevel manakah ibadah puasa kita? Jangan sampai hanya rasa lapar dan dahaga saja yang kita peroleh dan kita termasuk orang-orang yang merugi. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Baca Juga: Puasa: Praktik Spiritual dan Sosial