Keempat, perbuatan baik akan berumur panjang dan pengaruhnya sangat besar. Kisah ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menjadi sejarah bagi manusia dan agama bagi kemanusiaan. Pengaruh dari peristiwa agung itu akan terus kita rasakan bahkan hingga hari Kiamat.
Kelima, hikmah dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail adalah jalinan hubungan kepercayaan antara keduanya. Kita lihat percakapan antara Nabi Ibrahim dan Ismail yang menunjukkan bahwa hubungan keduanya sangat kuat. Hubungan yang terjalin antara keduanya bukan sekedar hubungan ayah dan anak, tetapi hubungan kepercayaan. Hubungan seperti ini sangat sulit kita temui pada zaman sekarang ini, di mana orangtua dan anak saling percaya satu sama lain. Nabi Ibrahim tidak pernah bohong kepada Ismail. Sebaliknya, Ismail, karena pendidikan yang diterimanya sejak kecil, selalu percaya kepada Nabi Ibrahim.
Maka ketika Nabi Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu”, beliau tahu dan yakin bahwa Ismail pasti akan menerimanya. Kenapa? Karena Ismail percaya bahwa yang dikatakan Nabi Ibrahim adalah kebenaran, bukan hoax. Oleh karena itu, setiap orangtua perlu menjalin hubungan saling percaya dengan anak-anaknya.
Bersambung..