Kamis, Agustus 21, 2025
  • Login
  • Register
islamina.id
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Video
  • Bulletin
    • Bulletin Islamina
    • Bulletin Jumat
No Result
View All Result
islamina.id
No Result
View All Result
Home Gagasan
al-Qur'an Sunnah

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah (2)

Ijtihad dan Gagasan Kembali kepada al-Qur’an Sunnah (2)

Hakikat Kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah

MUHAMMAD ABDUL AZIZ by MUHAMMAD ABDUL AZIZ
28/07/2022
in Gagasan, Tajuk Utama
13 0
0
13
SHARES
257
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WAShare on Telegram

Meski demikian, ini tidak berarti bahwa Islam sepenuhnya agama eksklusif yang hanya mengurusi urusan pemeluknya sendiri. Karena, ketika kita membicarakan Islam secara holistik, dengan sendirinya kita sedang membicarakan nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Sebab, selain teosentris, Islam sendiri merupakan agama yang bersifat antroposentris, di mana salah satu orientasi ajarannya adalah untuk merealisasikan kemaslahatan umat manusia.

Antroposentrisme Islam ini ditunjukkan oleh fakta bahwa salah satu karakteristik yang paling esensial dari ajaran Islam adalah keadilan. Artinya, sebagaimana ditunjukkan oleh Ibn Qayyim dalam I’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabb al-‘Alamin, (vol.6; hal. 513) di mana ada keadilan terlembagakan, maka di situlah nilai-nilai Islam terepresentasikan. Bahkan dalam batas tertentu, validitas kalimat ini pun dapat dibalik; di mana nilai-nilai Islam diterapkan dengan jujur dan penuh kesungguhan, di situlah keadilan universal akan tumbuh dan berkembang.

BacaJuga

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

Sedemikian banyak bentuk redaksi yang pertama (3 kali) dibandingkan yang kedua (1 kali) dan ketiga (1 kali) menunjukkan sedemikian besar tugas Rasulullah Saw – dan selanjutnya diwariskan kepada para ulama – untuk mereproduksi hukum turunan yang menjelaskan nilai-nilai moral yang terdapat dalam al-Qur’an. Hal ini dengan sendirinya menunjukkan bahwa mengambil hukum langsung dan hanya dari al-Qur’an untuk dijadikan panduan komprehensif keberagamaan sehari-hari amat sulit dilakukan. 

Kenyataannya, sebagian besar isi al-Qur’an hanya mengandung petunjuk umum; sementara detail mekanisme pelaksanaannya baru disebutkan dalam Sunnah. Pada titik ini, menjadi relevan pernyataan Hamdani di atas bahwa Rasulullah Saw di samping sebagai penyampai apa yang dinyatakan Allah Swt, juga pembuat hukum sebagai penjelas dari apa yang beliau sampaikan tadi.

Karena Rasulullah Saw sudah tiada, maka pada masa setelahnya, kehadiran seorang ulama mujtahid (pelaku ijtihad) merupakan sebuah keniscayaan sebagaimana yang diisyaratkan oleh ulama Kuwait di atas. Keberadaan seorang ulil amri pun sebuah keharusan agar nilai moral dalam al-Qur’an dan Sunnah tersebut dapat diterjemahkan dalam kehidupan sosio-politik praktis. 

Berangkat dari kesadaran ini, maka seyogyanya kita bersikap moderat. Tidak perlu begitu antipati terhadap mereka yang mendengungkan slogan Kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah. Tidak boleh berpangku tangan juga untuk menyadarkan mereka bahwa langsung dan semata-mata berpegangan kepada al-Quran dan Sunnah tidaklah cukup. 

Setiap orang pada dasarnya memang harus dimotivasi untuk menjadi mujtahid. Meski pada akhirnya, karena memang diciptakan dengan kapasitas dan kecenderungan yang berbeda, mereka pun tidak akan semuanya menjadi mujtahid. Sebagaimana perjalanan intelektual saya ke Malaysia, mengikuti Program Kaderisasi Ulama di Gontor ketika itu, dan yang sekarang ini di Masjid Istiqlal, semuanya setidaknya berada dalam kerangka impian menjadi seorang mujtahid. Dan tetap saja; man proposes, God disposes.

Wallahu A’lam.

Continue Reading
Page 2 of 2
Prev12
Tags: AlquranHaditsKembali ke Al-Quran dan SunnahMujtahidSunnah
Previous Post

Hijrah Kolektif dari Narasi Kebencian dan Pemecah Belah

Next Post

Bulletin Jum’at Al-Wasathy | Edisi 035

MUHAMMAD ABDUL AZIZ

MUHAMMAD ABDUL AZIZ

Penulis adalah peserta program Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU-MI), sekaligus mahasiswa doktoral Jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Institut PTIQ, Jakarta.

RelatedPosts

hukum alam
Gagasan

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
teologi kemerdekaan
Gagasan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam
Gagasan

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel
Biografi

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025
agama cinta
Gagasan

Masa Depan Agama adalah Agama Cinta

17/07/2025
sound horeg
Gagasan

Sound Horeg: Pergulatan Subkultur dan Diskursus Agama

15/07/2025
Next Post
Bulletin Jum'at Al-Wasathy

Bulletin Jum'at Al-Wasathy | Edisi 035

muharram

Tradisi Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram

Cari Artikel

No Result
View All Result

Masuk / Daftar

Masuk ke Akun anda
face
visibility
Daftar | Lupa kata sandi ?

Artikel Teerbaru

hukum alam

Hukum Alam Adalah Hukum Tuhan: Apakah Mukjizat Mengingkari Sebab-Akibat

21/08/2025
Membantah Pernyataan Zulkarnain Yusuf Tentang “indonesia Negara Kafir”

Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Iman

15/08/2025
teologi kemerdekaan

Al-Baqarah : 177 – Peta Jalan Teologi Kemerdekaan dalam Islam

15/08/2025
kerusakan alam

Ketika Alam Tak Lagi Sakral: Ikhtiar Membangun Eko-Teologi dari Kritik Jantung Peradaban

02/08/2025
kurt godel

Ketika Tuhan Dibuktikan Tidak dengan Keimanan Buta, Tetapi dengan Logika: Kurt Gödel dan Rumus Ketuhanan

27/07/2025

Trending Artikel

  • Ulama Scaled

    Mengenal Istilah Rabbani

    319 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 4 Penghalang Ibadah Kepada Allah Menurut Imam Al-Ghazali 

    298 shares
    Share 119 Tweet 75
  • Belajar Konsep Ketuhanan dari Surat Al Ikhlas

    264 shares
    Share 106 Tweet 66
  • Kitab Tajul ‘Arus: Makna Pengorbanan dan Obat Penyakit Hati

    256 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Kitab “Majmû’ Fatâwâ” Karya Ibnu Taimiyah (1)

    248 shares
    Share 99 Tweet 62
Putih E E
  • Redaksi
  • Kirim Artikel
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Kerjasama
No Result
View All Result
  • Kajian
  • Gagasan
  • Kolom
  • Biografi
  • Peradaban
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Kesehatan
  • Review Kitab
  • Bulletin
    • Bulletin Jumat
    • Bulletin Islamina

© 2021 Islamina - Design by MSP.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

*By registering into our website, you agree to the Terms & Conditions and Privacy Policy.
All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.