Mantan Kabag Banops Densus 88 ini memaparkan, keberadaan orang-orang seperti Baraja dengan Khilafatul Muslimin-nya akibat ada kekosongan pimpinan di kalangan kelompok masyarakat yang mendambakan khilafah. Kalau HTI dianggap masih memperjuangkan khilafah atau kelompok radikal lainnya masih memperjuangkan.
“Baraja mengklaim sebagai khalifah sebagaimana Abu Bakar Al-Badgdadi mengklaim mempunyai teritori khilafah di Irak-Suriah dan mendeklrasikan diri sebagai khalifah. Efeknya adalah tersedotnya magnet kelompok-kelompok radikal di berbagai negara untuk hijrah ke Irak-Suriah. Begitu pula klaim khalifah Baraja mempunyai magnet besar bagi masyarakat yang sudah tercemari dengan ideologi khilafah,” ungkapnya.
Nurwakhid menambahkan, sasaran kelompok-kelompok seperti Khilafatul Muslimin ini adalah masyarakat yang skeptic pada pemerintah.
“Bukan hanya mereka yang skeptis terhadap pemerintah yang menjadi rentan terpengaruh ide-ide khilafah dan propaganda teroris, tetapi mereka yang masih memiliki imajinasi tentang khilafah dengan pemahaman keagamaan yang dangkal sangat rentan direkrut teroris,” tandas Nurwakhid.